Tiga Masalah Akut Bayangi 100 Hari Kepemimpinan Bupati Bangkalan

Madurapers
BEM UTM mempermasalahkan persoalan sampah, begal (kriminalitas), dan pengangguran dalam aksi evaluasi 100 Hari Kinerja Bupati-Wakil Bupati Bangkalan di halaman Kantor Pemkab Bangkalan, Selasa (03/06/2025)
BEM UTM mempermasalahkan persoalan sampah, begal (kriminalitas), dan pengangguran dalam aksi evaluasi 100 Hari Kinerja Bupati-Wakil Bupati Bangkalan di halaman Kantor Pemkab Bangkalan, Selasa (03/06/2025) (Sumber Foto: Istimewa, 2025).

Bangkalan – Kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Bangkalan, Lukman Hakim-Moch. Fauzan Ja’far, dievaluasi publik setelah 100 hari menjabat. Namun, alih-alih pujian, gelombang kritik datang dari mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Rabu (04/06/2025).

Mahasiswa menyoroti tiga persoalan utama yang belum juga terselesaikan: sampah, begal, dan pengangguran. Tiga isu ini dianggap masih lemah penanganannya di Kabupaten Bangkalan.

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UTM menggelar aksi di halaman Pemkab Bangkalan pada Selasa (03/06/2025). Aksi itu mereka beri tajuk “Evaluasi 100 Hari Kinerja Bupati-Wakil Bupati Bangkalan.”

Masalah sampah menjadi sorotan paling tajam karena terus menumpuk dan menyebarkan bau busuk, termasuk di sekitar kawasan kampus UTM. “Sampah yang menumpuk di kawasan UTM saat ini ‘semerbak’ menyengat hidung,” ungkap Presma UTM, Moh. Fauzi.

Fauzi menambahkan bahwa mahasiswa merasa resah karena kondisi ini dibiarkan terus berlangsung selama bertahun-tahun tanpa solusi konkret. Ia menyebut aspirasi mereka muncul dari keresahan seluruh mahasiswa UTM.

Masalah keamanan juga menjadi momok bagi mahasiswa, terutama maraknya aksi begal motor di sekitar kampus UTM. “Ada mahasiswa baru yang diterima melalui jalur UTBK SNBP mengundurkan diri karena ada begal,” papar Fauzi.

Ia menjelaskan bahwa banyak mahasiswa kini mempertimbangkan kuliah di luar Madura demi rasa aman. Fenomena ini menjadi pukulan keras terhadap citra pendidikan Bangkalan.

Pengangguran menjadi akar masalah yang turut dipersoalkan dalam aksi tersebut. Kajian BEM UTM menunjukkan bahwa minimnya lapangan kerja berkontribusi pada maraknya aksi kriminalitas.

Di sisi lain, infrastruktur yang buruk seperti genangan air juga menjadi sorotan mahasiswa. Genangan itu muncul di akses jalan utama menuju kampus UTM dan tak kunjung mendapat penanganan.

“Kasihan teman-teman mahasiswa ketika hujan, sudah berpakaian rapi dari rumah kos tetapi mereka harus melepas sepatu seperti anak-anak SD di pedesaan,” keluh Fauzi. Kritik mahasiswa ini mencerminkan kekecewaan atas kurangnya terobosan baru dari pemerintahan Lukman-Fauzan.

Evaluasi terhadap 100 hari kerja kepala daerah ini menunjukkan bahwa publik berharap atas kinerja yang baik Pemkab Bangkalan. Isu-isu mendasar pembangunan tersebut mendesak untuk ditangani jika duet pemimpin ini ingin memperoleh legitimasi dari warganya.