Tiga Pilar Strategis Peran Kekuatan ASEAN Indonesia 2023 di Jalur Ekonomi

Madurapers
Wamenkeu Suahasil pada Seminar ASEAN Matter: Epicentrum of Growth, Jakarta, 6 Maret 2023
Wamenkeu Suahasil pada Seminar ASEAN Matter: Epicentrum of Growth, Jakarta, 6 Maret 2023 (Sumber: Kemenkeu Ri, 2023).

Terkait hal ini, Perry Warjiyo menggarisbawahi pentingnya pengembangan Local Currency Transactions (LCT) guna mendukung transaksi perdagangan lintas batas dan investasi di kawasan ASEAN.

Untuk mengakselerasi ekonomi digital, pemanfaatan digitalisasi untuk penguatan konektivitas pembayaran di kawasan ASEAN juga sangat penting untuk mendukung perekonomian dan mempromosikan inklusi keuangan di kawasan.

Contohnya, pengembangan Regional Payment Connectivity untuk medukung pembayaran lintas batas.

Namun, mitigasi risiko yang dapat timbul dari perkembangan digitalisasi, seperti aset kripto juga perlu harus dilakukan.

Utamanya dari penguatan regulasi dan pengawasan, pemantauan implikasi terhadap nilai tukar, keberlanjutan adopsi standar internasional dan perlindungan konsumen.

Terkait transisi ekonomi berkelanjutan, Gubernur Perry dan Wamenkeu Suahasil juga menekankan perlunya penguatan kerjasama kawasan untuk mendorong instrumen keuangan hijau sebagai prioritas utama.

Oleh karena itu, ASEAN perlu mendorong diskusi roadmap implementasi Sustainable Development Goals (SDGs).

Dengan adanya kolaborasi yang kuat antar negara ASEAN untuk terus memperkuat relevansi dan proses kerja di Jalur Ekonomi ASEAN.

Gubernur Perry dan Wamenkeu Suahasil meyakini bahwa ekonomi ASEAN akan terus menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia.

Sesi kedua seminar internasional menghadirkan Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo, Deputy Managing Director (DMD) Monetary Authority of Singapore Leong Sing Chiong, Deputi Gubernur Bank of Laos Vathana Dalaloy, dan Asisten Gubernur Bank of Thailand Chayawadee Chai-anant.

Dalam diskusi mengemuka pengalaman dan strategi ASEAN dalam menghadapi ketidakpastian global financial market,

Salah satunya, dengan memanfaatkan policy mix (kebijakan moneter, fiskal, manajemen aliran modal, kebijakan makroprudensial dan nilai tukar). (*)