Pamekasan – Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel di Pamekasan anjlok ke angka 17,20 persen pada Maret 2025. Penurunan ini sebesar 4,66 poin dari bulan sebelumnya yang mencatat angka 21,86 persen.
Penurunan TPK ini mencerminkan tantangan serius dalam sektor akomodasi yang berimbas langsung pada industri pariwisata daerah. Minimnya jumlah tamu mengindikasikan rendahnya daya tarik destinasi wisata di Pamekasan saat ini.
Badan Pusat Statistik (BPS) Pamekasan mencatat bahwa Rata-rata Lama Menginap Tamu (RLMT) tetap stagnan di angka 1,00 hari. Angka ini menandakan kurangnya kegiatan atau fasilitas yang mampu membuat wisatawan bertahan lebih lama.
RLMT yang rendah menunjukkan bahwa wisatawan hanya singgah sebentar tanpa menikmati pengalaman wisata yang mendalam. Hal ini tentu berpengaruh pada perputaran uang yang lebih kecil dalam sektor ekonomi lokal.
Rata-rata Lama Menginap Tamu Asing (RLMTA) tercatat lebih tinggi yakni 1,69 hari. Sedangkan Rata-rata Lama Menginap Tamu Nusantara (RLMTNus) hanya 1,00 hari.
Kondisi ini masih belum mampu mengangkat kinerja industri hotel secara keseluruhan. Jumlah wisatawan mancanegara dan nusantara yang datang kemungkinan masih terlalu kecil untuk menciptakan dampak ekonomi yang signifikan.
