Tingkat Hunian Hotel di Pamekasan Turun, Dampak dari Kondisi Pariwisata dan Ekonomi

Madurapers
Ilustrasi Tingkat Hunian Kamar (TPK) dan Rata-rata Lama Menginap Tamu (RLMT) hotel di Kabupaten Pamekasan pada Maret 2025
Ilustrasi Tingkat Hunian Kamar (TPK) dan Rata-rata Lama Menginap Tamu (RLMT) hotel di Kabupaten Pamekasan pada Maret 2025 (Dok. Madurapers, 2025).

Dengan produktivitas usaha jasa akomodasi yang menurun, pelaku usaha hotel potensial menghadapi kesulitan untuk menutupi biaya operasional. Kondisi ini bisa berdampak pada pemutusan hubungan kerja atau pengurangan layanan.

Pariwisata di Pamekasan membutuhkan strategi promosi yang lebih agresif agar mampu menarik kembali wisatawan. Dukungan dari pemerintah daerah dalam pengembangan destinasi dan event pariwisata juga sangat krusial.

Ekonomi lokal yang menggantungkan diri pada sektor pariwisata jelas terdampak dari penurunan hunian hotel ini. Sektor pendukung seperti kuliner, transportasi, dan suvenir turut merasakan imbasnya.

Kondisi ini menunjukkan pentingnya diversifikasi ekonomi dan peningkatan kualitas atraksi wisata untuk memperpanjang masa tinggal wisatawan. Tanpa perubahan signifikan, Pamekasan berpotensi kehilangan daya saing pariwisata dibanding daerah lain di Madura.

Langkah kolaboratif antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat menjadi kunci untuk membangkitkan kembali sektor pariwisata. Investasi pada promosi digital, peningkatan fasilitas, dan inovasi layanan wisata perlu segera dilakukan.