Trump Serang 14 Negara dengan Tarif Tinggi: Asia Kena Imbas

Madurapers
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengangkat tinjunya saat menaiki Air Force One di Bandara Morristown di Morristown, New Jersey, pada Minggu (06/07/2025).
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengangkat tinjunya saat menaiki Air Force One di Bandara Morristown di Morristown, New Jersey, pada Minggu (06/07/2025). (Jacquelyn Martin/AP, via Al Jazeera, 2025)

Malaysia menyatakan tetap berkomitmen untuk menjalin perjanjian dagang yang “seimbang dan saling menguntungkan.” Di sisi lain, para analis memperkirakan negara-negara Asia akan bernegosiasi secara individual ketimbang bersama-sama.

“Negara-negara ini, bahkan untuk pakta formal seperti ASEAN, tidak mungkin bertindak secara terkoordinasi,” ujar Lawrence Loh dari Universitas Nasional Singapura kepada Al Jazeera. Ia menilai negara kecil cenderung tak mampu membalas tarif tinggi secara efektif.

Pasar saham AS langsung terguncang dengan ancaman tarif ini, namun pasar Asia relatif stabil. Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,8 persen, KOSPI Korea Selatan 1,4 persen, dan Nikkei Jepang 0,2 persen.

Donald Trump menyatakan hanya tiga negara – Tiongkok, Vietnam, dan Inggris – yang telah menyepakati perjanjian pelonggaran tarif. Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyebut akan ada lebih banyak perjanjian yang diumumkan dalam 48 jam ke depan.

Calvin Cheng dari ISIS Malaysia menilai negara-negara mitra AS akan cenderung patuh menghadapi tekanan tersebut. “Tindakan dapat bergeser ke arah akomodasi yang ditargetkan,” kata Cheng kepada Al Jazeera.

Profesor Eduardo Araral dari Singapura memperkirakan tarif tinggi akan tetap berlaku jika negara-negara tidak menawarkan konsesi besar sebelum 1 Agustus. “Tarif yang lebih tinggi kemungkinan akan tetap berlaku,” ujarnya kepada Al Jazeera.