Universitas Paramadina dan Bawaslu Bersinergi untuk Membahas Pemilu yang Sehat dan Damai

Diskusi Publik di Auditorium Nurcholish Madjid Universitas Paramadina Jakarta, (Dok. Universitas Paramadina Jakarta, 2023).
Diskusi Publik di Auditorium Nurcholish Madjid Universitas Paramadina Jakarta, (Dok. Universitas Paramadina Jakarta, 2023).

Dalam paparan Ray Rangkuti, pegiat pemilu menyatakan bahwa demokrasi ini bukanlah ciptaan reformasi, demokrasi yang dilakukan saat ini merupakan bagian dari keinginan pendiri bangsa sejak awal.

“Bangsa kita didirikan karena urusan pembangunan, tidak ada yang bisa membantah hal tersebut. Karena Indonesia didirikan berdasar pada tujuan pembangunan dan harus berlaku adil. Adil dalam hal ini difasilitasi dalam demokrasi,” katanya.

“Adanya debat antar capres-cawapres dengan tujuan agar masyarakat Indonesia tak hanya dijadikan sebagai objek, tetapi dapat sebagai objek yang melek politik,” tegasnya.

Selanjutnya Ahmad Khoirul Umam, dosen di Universitas Paramadina menyatakan harapannya agar BAWASLU dan KPU menjaga netralitas, dan harus dipastikan tidak menjadi politik praktis.

“Preferensi politik menjadi problem, dan berpotensi untuk abuse of power dan memunculkan conflict of interest. Tidak perlu disebut aktornya siapa, capres-cawapres yang melakukan itu siapa, tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita sebagai masyarakat indonesia dengan mayoritas pemilih baru dapat menggunakan hal pilihnya dengan sebaik mungkin,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Madurapers

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca