Di sisi lain, ULN swasta menunjukkan tren kontraksi yang cukup tajam. Pada Mei 2025, posisinya tercatat sebesar 196,4 miliar dolar AS, dengan pertumbuhan minus 0,9% (y-o-y).
Kontraksi ini lebih besar dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,4%, menandai perlambatan yang cukup signifikan dari sektor swasta nasional. ULN lembaga keuangan dan perusahaan non-keuangan mengalami perlambatan, masing-masing dari 2,8% menjadi 1,2% dan dari 1,2% menjadi 1,4% (y-o-y).
Berdasarkan sektor ekonomi, industri pengolahan, jasa keuangan, pengadaan listrik, dan pertambangan menjadi kontributor terbesar terhadap ULN swasta. Pangsa sektor tersebut mencapai 80,2% dari total ULN swasta, menunjukkan dominasi sektor industri dan jasa.
Keseimbangan dan kesehatan struktur ULN Indonesia tetap terjaga berkat penerapan prinsip kehati-hatian yang ketat. Rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tetap stabil di angka 30,6%, sementara utang jangka panjang mendominasi dengan pangsa 84,6%.
Peran ULN dalam mendukung pembangunan nasional akan terus dioptimalkan. Otoritas akan memperkuat pengelolaan risiko dan koordinasi guna memastikan bahwa utang luar negeri tetap menjadi alat yang mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Data lengkap dan analisis terkini mengenai Utang Luar Negeri Indonesia dapat diakses melalui publikasi resmi BI dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Informasi ini menjadi acuan utama dalam pengambilan kebijakan ekonomi dan keuangan nasional yang berorientasi jangka panjang.