Waspada! Berikut Bencana Alam akan Terjadi di Sumenep hingga Februari Mendatang

Madurapers
Sejumlah warga saat mencoba mendirikan motor yang sempat roboh dan terendam banjir. (Sumber Foto: Istimewa)

Ketinggian gelombang tersebut, menurutnya tak lain diakibatkan dari adanya awan cumulonimbus (Cb) yang bisa kita lihat secara kasat mata. Adapun ciri-ciri awan tersebut, awannya sangat luas dan gelap.

“Nah ini juga diwaspadai, karena di laut bisa berpotensi meningkatkan kecepatan angin dan memicu ketinggian gelombang,” papar Usman kepada media ini.

Dirinya mengaku bahwa, tertanggal (8/1/22) Kondisi gelombang cukup kondusif. Sehingga untuk pelayaran ke Masalembu, Sapudi, Kangean, dan pulau lainnya bisa menggunakan jalur transportasi laut.

“Secara rata-rata tingginya gelombang banyak terjadi di bulan Januari hingga Februari. Makanya kami selalu update ketinggian gelombang,” imbuhnya.

Namun, meskipun ketinggian gelombang laut di atas rata-rata, dirinya mengaku tidak berpotensi tsunami di Kabupaten Sumenep.

“Karena tsunami harus ada pemicunya gempa, ini hanya musim hujan saja,” jelasnya dengan singkat.

Ustman juga memaparkan, bahwa cuaca ekstrem seperti ini juga berpengaruh terhadap transportasi udara di Sumenep. Untuk itu, pihaknya akan selalu update kondisi cuaca ketika pesawat akan melakukan take of dan saat landing.

“Data sudah kami siapkan. Adapun nanti misalnya adanya cuaca ekstrem, hujan deras, landasannya tergenang air, dan jarak pandang. Akan ditunda pemberangkatan sampai cuaca baik kembali,” pungkasnya.