Apa Itu Perubahan Iklim?

Madurapers
Foto Ilustrasi Perubahan Iklim (Sumber: kwest/shutterstock.com)

Tingkat CO2 di atmosfer telah meningkat sekitar 50% sejak abad ke-19 dan 12% dalam dua dekade terakhir. Bahan bakar fosil melepaskan jenis karbon tertentu dan proporsinya telah meningkat.

Sumber gas rumah kaca lainnya adalah penggundulan hutan. Ketika pohon dibakar atau ditebang, maka karbon yang biasanya tersimpan di pohon ini akan terlepas.

Para ilmuwan telah menetapkan kenaikan suhu 1,5C sebagai batas “aman” untuk pemanasan global. Jika suhu naik, maka terjadi perubahan dan mungkin akan merusak lingkungan alam serta mengubah cara hidup manusia.

Banyak ilmuwan percaya ini akan terjadi dan memprediksi kenaikan suhu 3C atau lebih pada akhir abad ini. Efeknya akan bervariasi tergantung di mana orang (manusia) bertempat tinggal.

Di Inggris akan rentan terhadap banjir yang disebabkan oleh curah hujan yang ekstrim. Negara pulau dataran rendah di daerah seperti kawasan Pasifik bisa menghilang di bawah laut karena naiknya air dan permukaan laut. Banyak negara Afrika kemungkinan akan menderita kekeringan dan kekurangan pangan.

Di Amerika Utara kondisi kekeringan yang memburuk kemungkinan akan melanda Amerika Serikat bagian Barat, sementara daerah lain mungkin akan mengalami peningkatan curah hujan dan badai yang lebih intens. Australia kemungkinan akan mengalami panas dan kekeringan yang ekstrem yang akan meningkatkan risiko kebakaran.

Oleh karena itu, banyak pemerintah di berbagai negara mengadopsi target yang akan mengurangi emisi gas rumah kaca menjadi “nol bersih” sekitar pertengahan abad ini. Ini berarti emisi apa pun akan diseimbangkan dengan menyerap jumlah yang setara, seperti melalui penanaman pohon.

Harapannya adalah untuk mencegah efek paling berbahaya dari perubahan iklim dengan menahan kenaikan suhu yang cepat.

Di lain pihak, para ilmuwan sedang mempelajari perubahan yang disebabkan oleh kenaikan suhu. Pemahaman mereka tentang iklim meningkat setiap saat.

Para ilmuan kini telah mampu membuat hubungan antara perubahan iklim dan peristiwa cuaca tunggal seperti curah hujan ekstrem dan gelombang panas. Harapannya adalah peningkatan daya komputasi dapat membantu para ilmuwan memprediksi peristiwa ekstrem ini dengan lebih baik di masa depan.

Dengan demikian, menurut para ilmuan, setiap individu harus: (1) mengurangi ketergantungan pada mobil dengan menggunakan transportasi umum atau bersepeda, (2) mengisolasi di dalam rumah, (3) mengurangi penerbangan, dan (4) mengurangi makan daging dan susu.