Bangkalan – Pandemi Covid-19 belum reda, sejumlah ilmuan dan kepala negara memperingatkan kepada publik datangnya bahaya ancaman lain yang bakal melanda dunia. Ancaman itu datang dari perubahan iklim (climate change).
Istilah tersebut bagi sebagian orang/kalangan tidak sulit untuk memahaminya, namun bagi sebagian orang/kalangan lain malah sebaliknya. Lalu, apa itu perubahan iklim? Dilansir dari BBC News di laman https://www.bbc.co.uk berikut penjelasan singkat dan padat tentang perubahan iklim.
Perubahan iklim adalah pergeseran kondisi rata-rata iklim tersebut. Bumi saat ini berada dalam periode perubahan iklim yang cepat dengan meningkatnya suhu global karena aktivitas manusia, seperti pembakaran batu bara, minyak, dan gas.
Perubahan iklim tersebut berdampak buruk pada manusia, lingkungan, dan alam. Perubahan iklim akan mengubah cara hidup manusia karena kekurangan air dan produksi makanan.
Beberapa daerah bisa menjadi sangat panas dan daerah lainnya tidak dapat dihuni manusia karena naiknya permukaan laut. Peristiwa cuaca ekstrem, seperti gelombang panas, hujan, dan badai akan menjadi lebih sering terjadi dan mengancam kehidupan dan mata pencaharian manusia. Orang-orang di negara-negara miskin yang paling tidak mampu beradaptasi akan paling menderita.
Dampak perubahan iklim pada lingkungan membuat es dan gletser di kutub mencair dengan cepat, yang berkontribusi pada naiknya air laut. Saat lapisan es (tanah beku) mencair di Siberia dan wilayah lain, metana (gas rumah kaca lainnya) akan dilepaskan ke atmosfer yang memperburuk perubahan iklim.
Kondisi cuaca yang diperlukan untuk kebakaran hutan menjadi lebih mungkin dan daerah pesisir dataran rendah terancam banjir oleh naiknya air laut.