IHM migas hanya naik tipis 0,14 persen dibanding triwulan sebelumnya, namun turun 5,26 persen secara tahunan. Penurunan ini menguntungkan neraca migas nasional.
Sementara itu, IHM nonmigas melonjak 3,20 persen kuartal-ke-kuartal dan naik signifikan 10,76 persen secara tahunan. Lonjakan ini mencerminkan tingginya ketergantungan pada impor bahan baku industri.
Kesenjangan antara IHX dan IHM menunjukkan potensi surplus dagang yang menipis. Pemerintah perlu waspada terhadap tekanan eksternal dan internal dalam menjaga stabilitas ekonomi.
Kenaikan harga ekspor memberi peluang peningkatan devisa negara. Namun, lonjakan harga impor bisa menggerus margin keuntungan pelaku usaha.
Pemerintah perlu mengantisipasi dinamika harga global dengan strategi perdagangan dan industri yang adaptif. Kebijakan fiskal dan moneter harus diarahkan untuk menjaga daya saing dan kestabilan harga.