Namun, tidak dalam capaian kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Sampang. “Prestasinya peringkat satu di Jatim dalam hal kemiskinan dan peringkat terakhir di Jatim dalam hal kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.
Faktanya, kata Yudik, lihat saja datanya dalam “Provinsi Jawa Timur Dalam Angka Tahun 2022”, BPS Jatim. “Tahun 2021 angka kemiskinannya sebesar 237,23 ribu (23,76%) tertinggi dari 38 kabupaten/kota di Jatim,” ungkapnya sangat meyakinkan.
Sementara, itu kata Yudik, kesejahteraan masyarakat dapat dilihat pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sampang. “Tahun 2021 IPM Sampang sebesar 62,80. Skor IPM ini terendah dari 38 kabupaten/kota di Jatim,” ungkapnya lebih lanjut.
Ini aneh, kata Wahyudi, padahal yang kita ketahui APBD Sampang triliunan rupiah dan tahun anggaran 2022 sebesar Rp2,07 triliun. “Uang triliunan rupiah, kok hasilnya begitu? Ini bukti bahwa infrastruktur jalan tidak berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat,” ungkap Yudik.
Jika begitu, ayo fokuskan saja anggaran itu pada kesejahteraan masyarakat! Karena
kesejahteraan masyarakat itu adalah ukuran keberhasilan capaian pembangunan. Bukan pada infrastruktur dan administrasi yang sebenarnya instrumen pembangunan.
Atas dasar itu, Wahyudi menyimpulkan, “Selama empat tahun kepemimpinan ‘JIHAD’ di Kabupaten Sampang minim prestasi.” Mengatasi masalah tersebut, Yudik kemudian mengajak, “Marilah kompak membangun Sampang. Jangan hanya karena kepentingan politik partisan, mau ikut andil dalam pembangunan!”
Terakhir, imbuhnya, “Ayo jangan bersinetron politik terus. Politik itu memang penting, tapi kemanusiaan itu lebih penting,!” Ajak Yudik kepada kalangan terkait di Sampang dengan nada penuh semangat dan meyakinkan.
