Hadiri Acara Instanbul Youth Summit, PB PMII Dorong Partisipasi Pemuda dalam Perubahan di Tingkat Global

Madurapers
Foto bersama perwakilan Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) pasca acara Istambum Youth Summit (IYS) (Sumber : Syamsul Hadi)

“Karena COVID-19 adalah wabah menular yang masih menjadi pekerjaan rumah semua negara di dunia, maka hal yang paling bijaksana adalah bahu-membahu dalam penanganannya,” ujar Furqon.

Di Indonesia, Furqon melanjutkan, pemerintah sempat kesulitan menangani pandemi Co COVID-19, sehingga hal tersebut berdampak pada jatuhnya ekonomi.

“Dulu saat negara lain mulai memberlakukan lock down, kita tidak melakukan itu sehingga penyebaran COVID-19 tidak terkendali. Tetapi kita bisa bangkit berkat kerja kerja keras semua pihak dan vaksinasi yang didukung oleh berbagai negara dan lembaga internasional,” terangnya.

Melihat pandemi belum selesai dan muncul varian baru seperti Delta dan Omicron, Furqon berharap gotong-royong lintas negara dalam penanganan COVID-19 tidak berhenti dan harus terus ditingkatkan.

Ia pun belajar bagaimana penanganan pandemi COVID-19 di berbagai negara, melalui IYS 2022.

“Dalam forum Istanbul Youth Summit ini kita dapat mempelajari bagaimana cara penanganan COVID-19 di berbagai negara. Kita dapat mempelajari mana yang dapat diaplikasikan di Indonesia,” ujar Furqon.

Selain antisipasi gelombang penyebaran COVID-19 varian baru, Biro Komunikasi, Advokasi, dan Diaspora Bidang HI PB PMII, Muqaffi menyampaikan pemulihan ekonomi juga hal yang mendesak dilakukan.

Ke depan, dirinya berharap Indonesia dapat menjalin kerja sama dengan berbagai negara, khususnya Indonesia dengan Turki.

“Kami berharap Indonesia dapat memanfaatkan perjanjian Indonesia-Turki Comprehensive Economic Partnership Agreement (IT-CEPA), untuk peningkatan ekonomi,” tandas alumni Sudan tersebut.

Lebih dari itu, PB PMII mengapresiasi surplus perdagangan yang didapatkan oleh Indonesia tahun 2020.

“Kami melihat kerja sama ekonomi Indonesia dan Turki sangat potensial ke depan. Hal ini terlihat dari adanya surplus perdagangan yang di dapat Indonesia sebanyak 733,73 juta dolar tahun 2020, semoga nanti akan terus berkembang,” pungkas Muqaffi.