Bangkalan – Garam dikenal masyarakat sebagai bumbu makanan. Selain itu, garam menurut Meenakshi Nagdeve (2020) memiliki manfaat untuk kesehatan. Manfaat pertama, garam mencegah kekurangan yodium. Garam beryodium adalah salah satu sumber yodium yang paling umum. Yodium sangat penting untuk pembuatan hormon tiroid.
Garam jenis ini adalah bagian yang sangat penting dari makanan, karena tubuh tidak memproduksi yodium secara alami. Tanpa jumlah yodium yang cukup, tiroid membesar untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan hormon tiroid. Hal ini dapat menyebabkan kondisi serius seperti perkembangan gondok atau hipotiroidisme.
Tubuh manusia juga membutuhkan hormon tiroid untuk perkembangan otak dan struktur tulang yang sesuai selama kehamilan dan tahun-tahun awal perkembangan anak kecil. Jika calon ibu atau ibu menyusui mengalami defisiensi yodium, maka anak tersebut dapat mengalami cacat intelektual, yang dulu dikenal dengan retardasi mental. Asupan garam beryodium yang cukup dapat mencegah kekurangan tersebut yang berakibat fatal.
Kedua, garam membantu mengurangi rehidrasi mulut. Garam sangat penting untuk menjaga tingkat hidrasi tubuh. Sangat penting untuk menjaga keseimbangan elektrolit untuk kelancaran fungsi organ. Elektrolit ini terutama mengandung magnesium, kalium, kalsium, dan natrium.
Bagi orang yang bekerja di luar runah/kantor dan terutama mereka yang rutin berolahraga, sangat penting untuk memulihkan kekurangan garam dan air yang terjadi melalui keringat. Ketika tubuh mengalami dehidrasi dan penyakit seperti kolera dan diare melemahkan sistem, dokter menyarankan untuk menggunakan campuran air, gula, dan garam untuk mengganti cairan yang hilang. Larutan ini sama efektifnya dengan Larutan Rehidrasi Oral (ORS).
Ketiga, garam meningkatkan kesehatan kardiovaskular. Garam makanan menentukan tekanan darah dalam tubuh dan berdampak pada kesehatan kardiovaskular, terutama terkait dengan stroke dan serangan jantung.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan penyebab utama dari kejadian tersebut. Asupan kalsium, magnesium, dan natrium yang tidak memadai dapat menyebabkan masalah kesehatan. Mengontrol intensitas asupan garam sering kali mempengaruhi tekanan darah. Tekanan darah rendah (di bawah 90/60) dapat dikelola dengan mengonsumsi lebih banyak garam. Ini akan membantu meningkatkan volume darah di arteri, sehingga meningkatkan tekanan darah.
Keempat, garam bermanfaat untuk mengelola diabetes. Kadar insulin yang sehat dibutuhkan untuk menjaga tubuh tetap fit. Diet dengan kadar garam rendah dapat melemahkan kepekaan tubuh terhadap insulin. Ini mengurangi kemampuan tubuh untuk memetabolisme glukosa, memberikan tingkat energi yang buruk ke hati, otot, dan sistem saraf, yang kemungkinan menyebabkan diabetes tipe 2.
Kelima, garam sebagai larutan saline IV intravena. Pasien yang menderita kondisi seperti gagal jantung atau diare akut dapat diberikan obat secara intravena. Jika tidak memungkinkan untuk mengonsumsi obat secara oral, larutan saline IV dapat diberikan di rumah sakit untuk mengembalikan tingkat hidrasi sel tubuh yang optimal.
Keenam, garam dapat menjaga kesehatan kehamilan. Ibu hamil wajib memastikan pola makan yang sehat agar tubuh dan bayi yang sedang berkembang tetap sehat. Seiring dengan kebutuhan makanan lainnya, asupan garam yang cukup dianjurkan oleh dokter untuk menjaga kesehatan.
Ketujuh, garam dapat mencegah hiponatremia. Hiponatremia adalah suatu kondisi di mana tubuh menderita kekurangan natrium (garam) dalam cairan yang ada di luar sel. Ini bisa disebabkan oleh hidrasi berlebihan dengan air, keringat, dan diare yang juga dikenal sebagai keracunan air.
Untuk menjaga tekanan darah yang sehat dan kelancaran fungsi saraf dan otot manusia, tubuh membutuhkan natrium dalam jumlah yang cukup. Ketika tingkat optimal natrium turun, air masuk ke dalam sel sebagai kompensasi. Hal ini mengakibatkan ketidakseimbangan rasio air terhadap garam dalam tubuh sehingga menyebabkan pembengkakan pada sel karena kelebihan air.