Pada akhirnya, menurut Hardt, kekuasaan global ini bukanlah takdir yang tak bisa diubah. Masyarakat memiliki potensi untuk membentuk kembali hubungan kekuasaan melalui perlawanan kolektif yang lebih inklusif dan adil. Ia mengajak kita untuk melihat kekuasaan sebagai medan yang bisa diperebutkan dan dibentuk ulang.
Dalam hal ini, Hardt tidak hanya mengajukan kritik terhadap dominasi kapitalisme global, tetapi juga menawarkan visi tentang kemungkinan baru untuk kebebasan. Ia menyarankan agar kita tidak terjebak dalam narasi bahwa sistem yang ada adalah sistem yang tak terelakkan.
Kekuatan yang ada di tangan segelintir aktor global memang besar, namun bukan tidak mungkin untuk menggoyangnya. Perlawanan terhadap struktur yang ada bisa muncul dari bawah, dari individu yang terhubung dalam jaringan solidaritas global yang melintasi batas-batas teritorial dan identitas.
Oleh karena itu, analisis Hardt mengajak kita untuk mempertanyakan status quo dan membayangkan alternatif lain dalam sistem sosial-politik yang lebih adil. Kekuasaan, menurutnya, adalah sesuatu yang bisa dibentuk dan ditantang oleh setiap individu dalam dunia yang semakin terhubung ini.
Dalam momen peralihan ini, Hardt memperingatkan kita bahwa kehadiran jaringan-jaringan resistansi di seluruh dunia membawa potensi besar untuk perubahan. Potensi ini hanya bisa terwujud jika kita menyadari kekuatan yang kita miliki dalam merancang kembali dunia yang lebih inklusif.
Keberagaman kekuasaan yang tersebar di berbagai penjuru dunia ini seharusnya tidak mematikan harapan kita untuk menciptakan perubahan. Menurut Hardt, kekuasaan sejatinya berada di tangan masyarakat yang sadar akan peranannya dalam transformasi sosial global.
Melalui perlawanan yang cerdas dan terorganisir, dunia mungkin bisa dibentuk kembali. Michael Hardt menunjukkan bahwa dalam setiap tatanan sosial yang tampak stabil, ada ruang untuk potensi perlawanan yang bisa merubah arah sejarah.
