Jakarta – Nilai ekspor Indonesia terus menunjukkan dinamika sepanjang tahun 2024. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor pada November tahun 2024 mencapai US$24,01 miliar, Kamis (19/12/2024).
Angka ini, menurut data terbaru berita resmi statistik BPS, turun 1,70 persen dibandingkan dengan Oktober tahun 2024, namun meningkat 9,14 persen dibandingkan dengan November tahun 2023.
Ekspor nonmigas pada November 2024 tercatat sebesar US$22,69 miliar. Angka ini turun tipis 1,67 persen dibandingkan bulan sebelumnya, namun meningkat 9,54 persen dibandingkan November tahun 2023.
Secara kumulatif, dari Januari hingga November tahun 2024, total nilai ekspor Indonesia mencapai US$241,25 miliar, naik 2,06 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sektor nonmigas mendominasi kontribusi ekspor dengan nilai US$226,91 miliar, meningkat 2,24 persen secara kumulatif.
Dari berbagai komoditas, penurunan terbesar terjadi pada lemak dan minyak hewani/nabati yang turun sebesar US$317,9 juta (10,48 persen).
Sebaliknya, komoditas nikel dan produk turunannya mengalami kenaikan signifikan sebesar US$467,6 juta (87,26 persen).
Menurut sektor, ekspor hasil industri pengolahan tumbuh 4,70 persen, sementara sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mencatat pertumbuhan impresif sebesar 26,80 persen. Namun, ekspor hasil pertambangan dan sektor lainnya turun 8,83 persen.
Tiongkok menjadi tujuan utama ekspor nonmigas Indonesia dengan nilai US$6,24 miliar pada November tahun 2024. Posisi kedua ditempati Amerika Serikat dengan US$2,34 miliar, disusul India dengan US$1,58 miliar.