Paslon Nomor 2 (Prabowo-Gibran) dalam pandangan publik secara psikologis ada amarah dan ketakutan, ada insert security-nya dan tak boleh kalah dalam Pilpres 2024. Paslon ini klaimnya didukung oleh kelompok nasionalis (kelompok pendukung Jokowi, red.) yang menang dua kali Pilpres. Karena alasan psikologis ini, Mardigu tak berselera dengan Paslon ini.
Paslon Nomor 3 (Ganjar-Mahfud) dalam pandangan publik secara psikologis kejepit dan hanya dapat dukungan militannya sendiri. Paslon ini didukung oleh kelompok nasionalis yang dua kali menang Pilpres, sehingga untuk menang Pilpres perlu pelebaran dukungan dari kelompok agamis.
Menurut Mardigu yang merupakan pendukung konsep MMT (Modern Monetary Theory), posisi kemenangan ketiga Paslon tersebut adalah remis (berimbang, red.), sehingga penentuan kemenangannya ditentukan di putaran kedua.
Siapapun yang menang, kata Mardigu, tak lepas dari dukungan negara Amerika Serikat, China, dan Singapura. China sangat mungkin mendukung Paslon Nomor 2 dan juga berpotensi mendukung Paslon Nomor 3 dengan alasan menjaga pengaruh dan investasinya di Indonesia.
Amerika Serikat dengan alasan demokratisasi dan penyingkiran pengaruh China di Indonesia ada kemungkinan mendukung Paslon Nomor 1. Sementara Singapura berpotensi mendukung semua Paslon yang instrumennya berpeluang menang dan Paslon yang mampu menjaga stabilitas di kawasan ASEAN (Association of Southeast Asian Nations).
