Bukan wacana kegaduhan (wacana yang menimbulkan kegaduhan, red.) yang justru kontraproduktif bagi pemulihan ekonomi rakyat kecil.
“Para petani dan nelayan memiliki kontribusi besar dalam perbaikan ekonomi saat pandemi. Apa insentif buat mereka saat ini? Malah di berikan kado kenaikan gas elpiji dan naiknya harga pangan serta anjloknya harga komoditas pertanian dan peternakan. Lalu apa peran negara untuk mereka? tanya Riyono kembali.
Anggaran pembangunan sektor pertanian dan kelautan juga setiap tahun di kurangi. Di tahun 2021 kementerian pertanian juga sudah mengalami pengurangan anggaran pada tahun sebesar Rp 6,3 triliun, dari semula Rp21,8 triliun tahun 2020 menjadi Rp15,5 triliun.
“Sampai 7 tahun Presiden Jokowi berbagai janji sektor pertanian dan perikanan kelautan jauh dari harapan. Mungkin hanya 30 persen terealisasi, kalau ada penundaan Pemilu yang pasti dibarengi dengan perpanjangan jabatan Presiden maka sektor pertanian dan perikanan akan semakin mundur, nelayan petani akan semakin susah sejahtera” tutup Riyono. (*)