Puisi  

Puisi-Puisi Moh. Ridlwan

Ilustration by madurapers

Tahun Politik

 

aku selami cahaya twitter

mencari kenangan yang tertinggal

tapi tak ada yang kujumpai

selain politisi yang berbaris

 

ubun-ubunku memberat

mataku kelipatan

para cawali masih saja bersandiwara

hingga kerut dahi sulit diartikan.

 

tahun ini penuh senyuman poster

berfantasi dan getir

membuat hari-hariku

tentang politik

 

 

Tadarus Politik

 

setelah kegagalan diperoleh

perembukan yang diistirahatkan diteruskan

mereka disapa oleh kopi

tapi bayangan dihinggap kegetiran

 

dalam perundingan

kesal, cemas, terhimpit

telah menyatu menjadi jiwa

sebab jawaban masih

seperti rumpun bambu

dan bergesekan ke penjuru

 

Dua jam sekian menit

ocehan jauh akan usai

mata bertanda gusar

dan detak denyut meradang

 

sekian lama seberapa detik

dan persidangan akan berhujung

“menjadi kiai kurang cukup

sebagian harus berbentuk iblis.

semakin tagihan bertambah

kemenangan tambah mudah”

 

 

Jamaah

 

Tak ada yang lebih bahagia

dari rabusta.

menjelang fajar berlalu

calon istana yang menunggu giliran gugur,

ia menerima pesan pemilu

“kalah adalah ujian paling ringan

sebab kekalahan akan membuatmu tetap dekat

dengan angkringan”

 

 

Biografi Penulis

Moh Ridlwan: ber-KTP Kokop, Bangkalan. Juga berstatus mahasiswa S2 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan telah menerbitkan satu buah buku puisi Di Balik Kaca (2017). Sebagian opininya terpublis di www.ridlwan.com. IG: mohridlwann.

 

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Madurapers

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca