I. BERCUMBU DENGAN HUJAN
tubuhmu setengah telanjang
bersyair di kamar mandi
membawa sekarung kalajengking
bersetubuh dengan pasir
berkejaran dengan hujan
bernafaskan penuh kecemasan
seekor anak buaya depresi
kembali muncul tiba-tiba
dari peta-peta bawah tanah
berbicara dengan lintah
berkelahi dengan belatung
dalam kelamin mandul
panggil para pakar bangunan, pesanmu
harus berkemeja putih
pelangi tiba tanpa masker
kelopak matanya ditumbuh
daun tembakau
tangannya menggali lubang-lubang tikus
virus corona dibawanya
berendam dalam air banjir
selesai sudah pekerjaan gila ini
di dapur tak berasap
dilukis bahtera air bah
sampai menguras emas dan perak
biaya perjalanan dari ujung benua
barusan masuk berita gempa
dihempaskan kehancuran demi kehancuran
Jakarta, 2023/2024
II. BIAWAK LIAR MASUK KAMAR
i/
kulepas cerita brutal
dari perkawinan tigapuluhtahunan
tadi malam terjadi lagi pemberontakan
seorang rahib menusuk dendam
amarah liar yang diterbangkan
sangat garang
bercampur dengan tangisan sorehari
perempuan imamat rajani
rajin membawa batu
soda api
ternyata batok kepalanya
tak bisa berputar lagi
karena kecelakaan malamhari
ii/
bersiap sembahyang tanpa dasi
sabat pagi dunia berhenti
disodorkan meja kayu, komputer dan
layar zoom sejak kemarin hari
“biawak, ada biawak dalam kamar,”
teriakmu berlari sambil membawa sebilah belati
yang diambil dari tulang rusuk lelaki mandul
setia sejati
iii/
maka terdengarlah suara-suara menggelepar
desis seperti suara anak ular
masuk dalam kulkas
berbelok pada tabung beras
akhirnya ekornya berdansa
secepat kilatan listrik
melompat lewat teralis besi
hilang ditelan kesunyian
yang menakutkan
iv/
seperti bencana datang bertubi-tubi
ciptakan trauma
bukan masa kecil
saat hidup di kota kumuh
pelacuran bakti di lorong-lorong sepi
alkohol disiram sampai dinihari
dan selalu ditemani
sungai-sungai mati
Jakarta, 2023/2024
III. POHON GEDI
magrib nyaris tiba
tidurku sudah terbenam
masuk hari perhentian
tanpa persiapan
aku masih rajin
menulis puisi-puisi ganjil
sebaris kalimat sunyi
masuk tong sampah
secara membabi buta
mulutku telah ditumbuhi
ratusan daun-daun hijau liar
bubur khas dari bumi selatan
berkeliaran dalam taman
setelah itu ditebang
dengan sebilah pisau
bergetah karat
yang kuambil dari
sebelah kiri jantungmu
tubuh rohaniku terus menghentak-hentak
di dapur belakang bunyi petasan
jadi hunian kumuh
karena seharian
lelah dendangkan
lagu pujian kepada Tuhan
jeritku lalu membentur lagi
pada kompor gas, tembok tetangga, dan mata-mata kecoa
lupa baca kitab suci
lupa selidiki cerita paranabi
siapa mau menebang pohon-pohon kematian dari
talaud sampai bolaang mongondow selatan?
tertulis abelmoschus manihot yang
siap bersekutu dengan kawanan setan
di ranjang kengerian
gelisah derau hujan
desah seharian
tumpah di meja
komputer masa silam
di pintu-pintu mezbah Tuhan
yang membahas tentang tulisan permulaan
kucuri khotbah pastor pensiunan
dari negeri-negeri keterasingan
sungguh, kekasih
ibadah malam ini
jadi sesal
terus berkepanjangan
aku wajib minta pengampunan
Jakarta, 2023/2024
IV. PERKAWINAN MAKIN GEMUK
i/
perkawinan tak suci ini
telah kendurkan
segala keinginan bersahaja
doa-doa primitif
diangkat secara seksama
sebuah pengakuan biologis
di gedung putih universitas tua
lewat diagnosa yang menjemukan
angan-angan jadilah dirinya jantan
terjadilah sekarang
di depan mata kiriku yang tuli
sepi kadang menerawang
rasa sesal selalu tiba belakangan
ii/
perkawinan tak kudus ini
telah semaikan ketegangan
engkau pahat
teramat liat
kadang seperti rumah tangga adam-hawa
yang bebal pada pohon kehidupan
setia bertelut menyembah yahwe dinihari
dan hapal seribu ayat-ayat kitab suci
tiba-tiba engkau jadi seekor singa muda
yang mendobrak pintu rumah
sambil rajin menawarkan
syair-syair perceraian disebar secara brutal
di pinggiran jalan kekelaman
iii/
kita hanya butuh gairah liar
sejak usia muda belia
mencuri selimut dan sebungkus nasi kapau
delapan gerakkan seperti burung-burung
terbang dari bantalan kereta api
di seberang permukiman
berbayar mahal
lihatlah sekarang anakmu ibunda
berabad-abad paru-parunya tak pernah tidur
benci melihat matahari renungan pagi
kedua tangannya menadah bahan bakar
melakukan perjalanan paling menyebalkan
Jakarta, 2023/2024
V. MENULIS PUISI SAAT SAKIT GIGI
sejak usia akil balik
tidurku selalu menanam bibit tembakau
di kamar zinah rohani
penuh pertempuran
tanpa menyapa petani
sehingga kali krukut di depan rumah
yang mengalirkan syair-syair coklat
banjir amarah sanak saudara
setiap dinihari ada persetubuhan
dengan bulan sampai dinihari
ditemani sebotol anggur merah
milik tuan Aab pandai berdansa
yang tubuhnya selalu gatal liar
sambil terus bersemedi di kamar
para calo kendaraan
lalu jadilah pewarta muda
yang garang melawan arang terbakar
kering tulang
sumsum tubuhnya
lusuh juga emosinya
karena ditelan ponstan dan cataflam 500 miligram
hari perhentian yang suci
selesailah persoalan batin di taman eden
ibadah pagi dan promosi sekolah tua
telah disodorkan tablet merah dan antibiotika
saat kutulis lagi puisi ini
sakit gigi telah dihiburkan hujan malam hari
kisah perjalanan pelaut perwira dewa ruci
sampai belum berakhirnya perang di televisi
Jakarta, 2023/2024
VI. HOTEL TUA DALAM KOTA
maka ke sini kuseret
seorang perempuan samaria
dalam koper besar
tanpa ditumbuhi gigi
tanpa pematang sawah
belum mengenal Tuhan
napsunya berbau busuk
rajin menulis prosa liar
berita koran
selalu hasilkan uang
kadang kutinggalkan ia sendirian bertahun-tahun
bahkan sampai merana sekian abad
sampai ke ranjang rumah sakit
bau infus dan obat keras
masa kanak-kanak yang memanjang
lalu birahinya terus mengejar
tangga demi tangga
tanpa daun pintu
sebuah bangunan bertingkat
tertulis dalam mesin ketik
cerita-cerita kriminal
dan artis televisi gantung diri
saat bertemu lagi
bersama lelaki bajingan
penderitaan pun sudah berkepanjangan
aku seperti mencium matahari sorehari
pembicaraan jadi kaku membatu
amat padat membentur masa lalu
karena aku sudah jadi penyair dan pelayan Tuhan
suara telepon manual ini
harus segera kuakhiri
Jakarta, 2023/2024
VII. DI TUBUH KUBURAN
-hari persiapan-
di tubuh kuburan
bawah tebing yang curam
nyaris tergelincir kematian
sajakku bermazmur pagihari
tentang nyanyian Tuhan
dua puluh abad silam
malaikat belum mau memanggil
kapan giliran kita
tidur bersama satu ranjang
dalam debu
diam
sampai sunyi
kembali menjadi tanah
yang membatu lagi
Jakarta, 2023/2024
***Pulo Lasman Simanjuntak dilahirkan di Surabaya 20 Juni 1961. Menulis puisi pertama kali berjudul IBUNDA dimuat di Harian Umum KOMPAS pada bln Juli 1977.Setelah itu karya puisinya sejak tahun 1980 sampai tahun 2024 telah dimuat di 23 media cetak (koran, suratkabar mingguan, dan majalah) serta tayang (dipublish) di 166 media online/website dan majalah digital baik di Indonesia maupun di Malaysia.
Karya puisinya juga telah dipublikasikan ke negara Singapura, Brunei Darussalam, Republik Demokratik Timor Leste, Bangladesh, dan India.
Karya puisinya juga telah diterbitkan dalam 7 buku antologi puisi tunggal, dan saat ini tengah persiapan untuk penerbitan buku antologi puisi tunggal ke-8 diberi judul MEDITASI BATU.Selain itu juga puisinya terhimpun dalam 27 buku antologi puisi bersama para penyair seluruh Indonesia.
Saat ini sebagai Ketua Komunitas Sastra Pamulang (KSP), anggota Sastra ASEAN, Dapur Sastra Jakarta (DSJ) Bengkel Deklamasi Jakarta (BDJ) Sastra Nusa Widhita (SNW) ,Pemuisi Nasional Malaysia, Sastra Sahabat Kita (Sabah, Malaysia), Komunitas Dari Negeri Poci (KDNP), Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI), Kampung Seni Jakarta (KSJ), Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia, Sastra Reboan, Forbes TIM, dan Sastra Semesta.