“Bahasa gampangnya literasi itu kan pemahaman kalau inklusi itu penggunaan. Jadi memang tingkat penggunaannya lebih tinggi dari pada pemahamannya. Harapannya adalah harus berimbang. Kenapa? karena penggunaan lembaga keuangan itu betul-betul dipahami,” sambungnya.
Selain itu, pihaknya juga menegaskan, jika instrumen jasa keuangan ini tidak hanya sekedar dipakai, alias harus selektif saat dipilih. Sehingga, melalui Talkshow Sosialisasi Literasi Keuangan tersebut BPRS Bhakti Sumekar hadir sebagai solusi cerdas yang dapat mengedukasi masyarakat.
“Harapan kami agar masyarakat di dataran maupun kepulauan di Sumenep dapat betul-betul mengelola keuangan itu dengan cerdas,” pungkasnya.