Belanja pegawai menjadi komponen belanja terbesar dengan realisasi Rp141,65 miliar atau 11,74% dari anggaran Rp1.206,04 miliar. Belanja barang dan jasa masih jauh lebih rendah dengan realisasi Rp13,84 miliar atau 2,07% dari target Rp669,82 miliar.
Belanja modal yang dialokasikan sebesar Rp293,63 miliar belum terealisasi sama sekali. Hal ini berpotensi menghambat proyek pembangunan infrastruktur daerah.
Belanja lainnya seperti belanja bagi hasil, belanja hibah, dan belanja bantuan sosial juga belum menunjukkan realisasi. Total anggaran Rp118,29 miliar untuk kategori ini masih belum terserap.
Belanja bantuan keuangan menjadi salah satu komponen dengan realisasi yang cukup baik. Dari anggaran Rp542,06 miliar, realisasi mencapai Rp80,94 miliar atau 14,93%.
Belanja tidak terduga telah mencapai Rp0,61 miliar atau 12,23% dari anggaran Rp5,00 miliar. Penggunaan anggaran ini umumnya dialokasikan untuk kebutuhan darurat atau bencana.
Dari data yang ada, terlihat bahwa pendapatan dan belanja daerah Kabupaten Sumenep 2025 masih jauh dari target. Percepatan realisasi anggaran menjadi tantangan utama bagi pemerintah daerah dalam mengoptimalkan pembangunan.
