Tokoh  

Soekarno dan Keindahan Perempuan

Madurapers
Dr. (H.C.) Ir. H. Soekarno
Dr. (H.C.) Ir. H. Soekarno, Presiden Indonesia 1945-1967

Tindakan Soekarno yang memanfaatkan prostitusi dalam kegiatan perjuangan itu, tentu saja mendapat kecaman hebat dari sesama anggota Partai, terutama dari Ali. Namun Soekarno bersikukuh, karena dari ratusan anggota partai perempuan pelacur itulah, Soekarno bisa mendapatkan banyak informasi. Juga masih ada prestasi lain yang mengagumkan dari perempuan-perempuan ini.

Mereka adalah satu-satunya anggota partai yang memiliki uang. Mereka menjadi penyumbang keuangan partai yang baik. “Dalam kerja ini maka para gadis pesanan, pelacur atau apapun nama yang akan diberikan kepada mereka merupakan orang-orang penting. Anggota lain dapat kutinggalkan. Tetapi meninggalkan perempuan macam mereka, tunggu dulu!”

Suatu hari, ketika Sukarno sudah menjadi Presiden, pukul lima sore saat ia hendak jalan sore di lingkungan istana, seorang pejabat polisi menghadap hendak memberikan laporan. Rupanya ia dan tim habis memeriksa tempat lokalisasi.

“Kemarin serombongan petugas memeriksa keadaan mereka dan Bapak tahu apa yang mereka temukan? Mereka menemukan potret Bapak terpasang di dinding. Di setiap kamar. Di dalam setiap kamar.” Dengan gelisah pejabat polisi tersebut melirik ke Sukarno, “Apa yang harus kami lakukan? Apakah potret-potret Bapak harus dipindahkan dari dinding-dinding itu?”

Soekarno dengan tegas menjawab, “Jangan! Tak usah fotoku diturunkan. Biarkan mataku yang tua dan letih itu menikmati pemandangan di sana.”

Begitulah sosok Soekarno, sampai akhir hayatnya, ia tidak pernah lepas dari lingkaran keindahan perempuan. Dan menurut Cindy Adams, cara yang mudah menggambarkan sosok Sukarno ialah dengan menyebutnya seorang mahapencinta. Ia mencintai negerinya, mencintai rakyatnya, mencintai perempuan, mencintai seni, dan di atas segalanya, ia mencintai diri sendiri.

 

Maduretna Menali tinggal di Ibu Kota dan mempunyai kegemaran membaca