Saat itu, korban bersama Mo’awi (54) dan Surenni (50), yang tak lain adalah saudara kandung dan istri dari Munasu. Ketiganya berangkat bersama-sama menuju jurang galian batu bata dengan membawa alat menambang berupa linggis.
“Sampai di jurang galian, korban bersama keluarganya langsung menggali batu bata,” papar polwan yang akrab di sapa Widi, Senin (22/11/21).
Ketika sedang bekerja itulah, lanjut Widi, tiba-tiba ada bulatan batu longsor dan jatuh tepat ke arah Munasu. Sehingga, korban yang tak sempat menghindar kejepit bulatan batu tersebut.
Akibatnya, korban tewas di tempat karena mengalami pecah di tulang batok kepala sampai otaknya terhambur. Selain itu, korban juga mengalami luka robek di lengannya.
“Korban diangkat dari jepitan bulatan batu oleh keluarganya dibantu warga, lalu dibawa pulang ke rumah duka,” jelasnya.
Saat olah TKP polisi, pihak keluarga Munasu menolak janazah untuk dilakukan autopsi, karena korban tewas akibat kecelakaan sendiri.
