Peralihan ini disebabkan oleh efisiensi panen kelapa sawit yang bisa mencapai 12 kali dalam setahun, sehingga menggeser posisi minyak kacang. Ia menegaskan bahwa tak ada bisnis yang kebal terhadap perubahan pasar dan teknologi.
Victor juga menyinggung sejarah keluarga dari generasi ke-7, yaitu kakeknya, Oei Wie Gwan. Ia merintis usaha pabrik mercon dengan merek Cap Leo, yang mengalami berbagai cobaan.
Usaha tersebut pernah mengalami kebangkrutan, dirampok, dan dibakar, serta terhenti akibat pendudukan Jepang. Ia menegaskan bahwa kondisi politik dan internasional bisa membuyarkan keberlanjutan bisnis keluarga.
Selain tantangan eksternal, konflik internal keluarga juga menjadi faktor yang mengancam bisnis keluarga. Victor menyebut masalah arus kas, perbedaan ambisi, dan kepemimpinan yang tidak jelas sebagai ancaman nyata.
Ia menyarankan agar struktur kepemimpinan bisnis keluarga diatur dengan jelas dan hanya satu pemimpin utama. Ia juga menekankan pentingnya pembagian usaha yang adil dan menjaga kekompakan keluarga.
Victor menutup dengan harapan agar keluarga mampu melahirkan pemimpin bisnis yang mampu membaca peluang zaman. Ia percaya bahwa regenerasi yang baik akan memperkuat keberlanjutan usaha keluarga.
Forum ini memberikan wawasan tentang strategi bisnis lintas generasi dan pentingnya adaptasi dalam dunia bisnis yang terus berubah. Peserta diingatkan untuk selalu menjaga daya tahan dan kemampuan berinovasi.