Bangkalan – Kejadian diskriminatif yang menimpa sejumlah siswa Madrasah Diniyah (Madin) Al-Ghozali di Dusun Kolla, Desa Paterongan, Kecamatan Galis, Kabupaten Bangkalan, terus menuai kecaman, Senin (03/02/2025).
Sebelumnya, wali murid mengungkapkan kekecewaannya, kini anggota DPRD Komisi C Bangkalan, Moh. Mosleh, serta Ketua DPC Madura Asli (MADAS) Kecamatan Galis, Hanafi angkat bicara terkait perlakuan pengusiran pihak sekolah kepada siswa yang belum melunasi iuran sekolah.
Moh. Mosleh, anggota DPRD Komisi C Bangkalan, turun langsung ke lokasi untuk melihat kondisi orang tua dan siswa yang menjadi korban pengusiran. Ia menyesalkan tindakan pihak madrasah yang dinilai tidak manusiawi dan bertentangan dengan nilai-nilai pendidikan, terlebih di lingkungan sekolah berbasis agama Islam.
“Saya sangat menyayangkan tindakan yang dilakukan pihak sekolah kepada anak didiknya. Ini tentu sangat menyakitkan bagi siswa dan orang tua. Seharusnya pihak sekolah menggunakan cara yang lebih bijak untuk menjaga perasaan mereka. Mengusir mereka dari kelas tentu akan berdampak pada mental dan semangat belajar siswa,” ujar Mosleh, Minggu (02/02/2025).
Lebih lanjut, Mosleh memastikan bahwa pihaknya akan mendukung para siswa agar tetap mau kembali ke sekolah. Ia juga memberikan motivasi kepada mereka agar tidak kehilangan semangat dalam menuntut ilmu dan meraih cita-cita.
“Saya hadir sebagai bentuk kepedulian dan dukungan kepada adik-adik supaya mereka tetap bisa sekolah. Saya juga memberikan motivasi agar mereka tetap semangat dalam belajar,” ucapnya.
Sikap tegas juga dilontarkan Ketua DPC MADAS Galis, Hanafi mengecam tindakan pihak Madrasah Diniyah Al-Ghozali yang mengusir siswa karena belum melunasi iuran. Menurutnya, sekolah seharusnya lebih mengedepankan solusi, bukan malah mencabut hak siswa untuk belajar.