Darius Agung, atau Darius I, adalah salah satu raja terbesar dalam sejarah Kekaisaran Persia Kuno. Ia lahir sekitar tahun 550 SM dari keluarga bangsawan Persia, dengan ayah bernama Hystaspes atau Histaspa dan ibu bernama Rhodogune atau Irdabama.
Hystaspes, seorang gubernur (satrap) Provinsi Bactria dan Persis (Persia Sejati), memiliki hubungan dekat dengan raja sebelumnya, Cyrus Agung dan Cambyses II. Darius berasal dari Dinasti Achaemenid (atau Akhemeniyeh), yang mengklaim garis keturunan langsung dengan Achaemenes.
Darius naik tahta pada tahun 522 SM melalui situasi penuh kontroversi. Ia memimpin pemberontakan melawan Gaumata, yang menyamar sebagai Bardiya, saudara Cambyses II.
Kepemimpinan Darius didukung oleh klaimnya sebagai pewaris sah kerajaan. Keberhasilannya memimpin pemberontakan menjadikannya pemimpin baru Kekaisaran Persia.
Sebagai raja, Darius dikenal karena kemampuannya mereformasi administrasi kerajaan. Ia membagi kekaisaran menjadi 20 satrap (provinsi, red.), masing-masing dipimpin oleh seorang gubernur.
Sistem satrap ini memungkinkan pengelolaan wilayah yang lebih efisien. Ia juga menciptakan sistem pajak yang teratur dan membangun jaringan jalan yang luas.
Darius membangun ibukota baru di Persepolis, pusat kebudayaan dan administrasi kekaisaran. Ia juga membangun kanal yang menghubungkan Sungai Nil dengan Laut Merah.
Di bidang militer, Darius memperluas wilayah hingga mencapai lembah Sungai Indus. Namun, ia juga mengalami kekalahan di Pertempuran Marathon melawan Yunani pada tahun 490 SM.
Di bidang hukum, Darius melakukan kodifikasi undang-undang di Mesir, mencontoh hukum Babilonia, dan memperbaiki sistem peradilan, memastikan keadilan ditegakkan dengan tegas di seluruh kekaisarannya.