Bangkalan – Meski jumlah penduduk bekerja meningkat, angkatan kerja di Kabupaten Bangkalan pada Agustus 2024 justru mengalami penurunan. “Fenomena ini menunjukkan dinamika ketenagakerjaan yang kompleks dan butuh perhatian serius,” kata Ahmad Wahyudin, Kandidat Doktor Ilmu Manajemen Universitas Negeri Malang (UM), menanggapi data resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Bangkalan.
Penduduk usia kerja di Bangkalan tercatat sebanyak 861.425 orang, meningkat 9.891 orang dibandingkan Agustus 2023. “Namun, tidak semua dari mereka aktif dalam pasar kerja karena berbagai faktor struktural dan sosial,” jelas Wahyudin, pria asal Bangkalan ini.
Jumlah angkatan kerja hanya mencapai 607.130 orang atau 70,48 persen dari total usia kerja. “Menurunnya jumlah angkatan kerja sebesar 1.668 orang patut dikaji lebih dalam, terutama dalam kaitannya dengan minat kerja dan peluang kerja yang tersedia,” ujarnya.
Meskipun angkatan kerja turun, penduduk bekerja justru naik menjadi 574.661 orang atau bertambah 3.500 orang. “Ini menjadi indikasi bahwa pasar kerja mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja meski partisipasi kerja menurun,” ucap Wahyudin, dosen salah satu PTS di Kabupaten Sampang.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) juga mengalami perbaikan dengan penurunan 0,83 persen menjadi 5,35 persen. “Namun, kita tidak bisa serta-merta puas karena angka ini masih menunjukkan ada sekitar 5 hingga 6 orang dari setiap 100 angkatan kerja yang menganggur,” tuturnya.
Ketimpangan gender masih mencolok, dengan TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, red.) laki-laki sebesar 84,17 persen dan perempuan hanya 57,37 persen. “Perbedaan ini memperlihatkan kuatnya beban sosial dan budaya yang masih membatasi peran perempuan dalam dunia kerja,” ujar Wahyudin.
TPT laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan, masing-masing 5,42 persen dan 5,25 persen. “Ini menunjukkan bahwa meski laki-laki lebih banyak masuk ke pasar kerja, mereka juga lebih rentan terhadap pengangguran karena tekanan sebagai pencari nafkah utama,” tambahnya.