Antisipasi Sumenep Persemaian Radikalisme, FKPT Jatim Ajak Gembira Beragama

Kegiatan Gembira Beragama yang diadakan oleh Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Jawa Timur bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di Pendopo Agung Kabupaten Sumenep, Rabu 5 Juni 2024
Kegiatan Gembira Beragama yang diadakan oleh Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Jawa Timur bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di Pendopo Agung Kabupaten Sumenep, Rabu 5 Juni 2024 (Sumber foto: Istimewa, 2024).

Menurutnya, faktor lainnya adalah paham eskatologis seperti konsep akhir zaman yang penuh dengan bencana, peperangan, dan kehancuran sebagai justifikasi membenarkan aksi kekerasan dan intoleransi.

Juga, sikap sektarianisme atau fanatisme berlebihan terhadap aliran/faham tertentu dalam agama. Bahkan, konflik kepemimpinan agama (Kontekstasi kepemimpinan dan pengaruh baik dalam umat beragama maupun politik) bisa memberi pengaruh pada bahaya tersebut.

Radikalisme terdapat dalam hampir semua agama, baik agama Samawi (Yahudi, Kristen, Islam), maupun agama Ardhi (Hindu, Budha, Konghucu, Shinto).

“Radikalisme terkait agama memiliki sejarah panjang di berbagai bagian dunia dan persoalan kompleks dan multidimensi. Radikalisme berbasis agama menjadi ancaman serius bagi keamanan nasional, stabilitas negara, nilai-nilai kemanusiaan, dunia dan akhirat.

“Kompleksitas radikalisme agama meningkat di masa modern dan kontemporer, globalisasi, ditambah dengan faktor non-religio-ritualistiko, spritualitas (yaitu: ekonomi, politik, sosial, budaya, hukum, dan seterusnya).

“Oleh karena itu, memahami isu-isu radikalisme berbasis agama-spiritualitas dan mengembangkan strategi pencegahan menjadi sebuah kebutuhan penting,” tutur Prof. Andi Faisal Bakti.

Kegiatan ini berlangsung cukup marak dan mendapat sambutan dari peserta, yang terdiri dari para tokoh masyarakat, tokoh agama dan aktivis organisasi kegamaan di Sumenep. Seperti NU, Muhammadiyah, Muslimat NU, Aisyiyah, IPNU-IPPNU, IRM, dan lain-lain.

Pada pengujung kegiatan, diadakan lomba podcast yang melibatkan para peserta dalam memahami sikap toleransi, dan kecenderungan munculnya bahaya intoleransi, radikalisme dan terorisme. (***)

Eksplorasi konten lain dari Madurapers

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca