APBD di Madura Terkuras untuk Gaji Pegawai, Pembangunan Terancam Stagnan

Ahmad Wahyudin, Pakar Ekonomi muda kandidat doktor Ilmu Manajemen Universitas Negeri Malang (Malang), dosen salah satu perguruan tinggi swasta di Jawa Timur. Selain itu, ia juga sebagai Kabid Maritim dan Perikanan BPC HIPMI Kabupaten Sampang
Ahmad Wahyudin, Pakar Ekonomi muda kandidat doktor Ilmu Manajemen Universitas Negeri Malang (Malang), dosen salah satu perguruan tinggi swasta di Jawa Timur. Selain itu, ia juga sebagai Kabid Maritim dan Perikanan BPC HIPMI Kabupaten Sampang (Dok. Madurapers, 2025).

Penggunaan anggaran yang terlalu terkonsentrasi pada Belanja Pegawai juga mengurangi ruang fiskal bagi program strategis. Pemerintah daerah akan kesulitan merancang kebijakan inovatif karena keterbatasan dana untuk inisiatif pembangunan berkelanjutan.

Namun, Belanja Pegawai yang terkelola dengan baik dapat menjadi faktor pendorong reformasi birokrasi. Peningkatan efisiensi administrasi pemerintahan berpotensi menghasilkan layanan publik yang lebih cepat, transparan, dan profesional.

Tantangan utama bagi pemerintah daerah di Madura adalah menyeimbangkan belanja pegawai dengan kebutuhan belanja pembangunan. Ketimpangan dalam alokasi anggaran berisiko membuat daerah terjebak dalam pola pengeluaran yang tidak produktif.

Peningkatan kompetensi aparatur menjadi langkah strategis agar belanja pegawai berdampak langsung pada pelayanan publik. Program pelatihan dan evaluasi kinerja yang ketat perlu diterapkan untuk memastikan efektivitas penggunaan anggaran.

Inovasi dalam strategi pembiayaan pembangunan harus menjadi prioritas agar daerah tidak hanya bergantung pada APBD. Kolaborasi dengan sektor swasta dan pemanfaatan dana hibah dapat menjadi solusi untuk mengatasi keterbatasan anggaran pembangunan.

Jika struktur Belanja Pegawai tetap dominan tanpa disertai reformasi fiskal, pertumbuhan ekonomi Madura akan mengalami stagnasi. Daerah sulit berkembang menjadi pusat ekonomi yang kompetitif jika sebagian besar anggaran terserap untuk kebutuhan operasional pemerintah.

Evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan Belanja Pegawai harus segera dilakukan agar lebih proporsional dan berdampak luas. Efisiensi dalam pengelolaan anggaran harus menjadi prioritas utama agar APBD benar-benar bermanfaat bagi masyarakat.

error:

Eksplorasi konten lain dari Madurapers

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca