Salah satu karya paling terkenal Aristarkhos adalah “On the Sizes and Distances of the Sun and Moon” (Perihal Ukuran dan Jarak Matahari dan Bulan), di mana dia mencoba untuk mengukur jarak relatif antara bumi, matahari, dan bulan menggunakan observasi astronomis dan deduksi geometris.
Meskipun karya tersebut hanya bertahan dalam fragmen-fragmen yang tersisa, namun karya ini mencerminkan ambisi dan ketekunan Aristarkhos dalam mengeksplorasi misteri alam semesta.
Pengaruh Aristarkhos terhadap perkembangan ilmu pengetahuan tidak bisa diabaikan. Meskipun teorinya tentang heliosentris tidak langsung diterima pada zamannya, namun kontribusinya menjadi landasan bagi ilmu pengetahuan modern.
Pada abad ke-16, model heliosentris yang dia usulkan menjadi dasar bagi teori Copernicus tentang peredaran planet. Kemudian, pada abad ke-17, Galileo Galilei membuktikan secara empiris bahwa model heliosentris benar, mengukuhkan posisi Aristarkhos sebagai pionir dalam astronomi.
Di luar astronomi, Aristarkhos juga memiliki pengaruh dalam bidang matematika dan filsafat. Karyanya merangsang pikiran para filsuf dan ilmuwan selama berabad-abad, membuka jalan bagi perkembangan ilmu pengetahuan modern.
Keberanian dan ketekunan Aristarkhos dalam menantang paradigma yang mapan, geosentris (bumi sebagai pusat alam semesta), menginspirasi generasi setelahnya untuk terus menjelajahi batas-batas pengetahuan manusia.
Dari kisah Aristarkhos dari Samos, kita belajar bahwa keberanian untuk mempertanyakan yang mapan dan ketekunan dalam mengejar pengetahuan adalah kunci untuk memahami alam semesta. Meskipun zaman telah berganti dan teknologi telah maju, warisan Aristarkhos tetap hidup dalam semangat penjelajahan dan penemuan.