Dalam panorama intelektual zaman kuno, Aristarkos dari Samotrakia berdiri sebagai salah satu figur yang menonjol dalam kajian sastra Yunani. Ia menjelma menjadi penjelajah kecerdasan yang menggugah kembali keagungan warisan sastra klasik.
Lahir sekitar tahun 220 SM di Samotrakia, sebuah pulau di Laut Aegea, Aristarkos menemukan panggilannya dalam kecintaannya pada sastra Yunani klasik. Ia belajar di bawah bimbingan Aristophanes dari Byzantium di perpustakaan Aleksandria, pusat kebudayaan dan pengetahuan pada zamannya.
Aristarkos dikenal sebagai seorang ahli tata bahasa Yunani kuno yang brilian dan kritis. Kehadirannya memperkaya kajian sastra Yunani dengan komentar-komentar mendalam dan analisis yang tajam.
Pemikiran Aristarkos tercermin dalam pendekatannya yang sistematis terhadap teks-teks klasik. Ia menganggap bahwa teks-teks tersebut adalah karya yang harus diperlakukan dengan hormat dan teliti.
Aristarkos menganut prinsip bahwa pemahaman yang mendalam terhadap sastra memerlukan pemahaman yang cermat terhadap bahasa, konteks sejarah, dan struktur naratifnya. Pendekatannya yang metodis terhadap kajian sastra membuatnya menjadi salah satu figur terkemuka dalam bidang ini.
Karya-karya Aristarkos meliputi berbagai komentar dan catatan kritis terhadap karya-karya sastra klasik, terutama karya-karya Homeros. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah “Kritik Homer,” di mana ia menyelidiki dan menganalisis teks-teks Homeros dengan cermat.
Aristarkos juga terkenal karena memperkenalkan tanda baca pada naskah-naskah Homeros, sebuah inovasi yang menandai kemajuan signifikan dalam penyusunan teks klasik.