Bangkalan – Banjir melanda Puskesmas Tanjung Bumi dan menimbulkan gangguan pelayanan kesehatan. Kejadian ini menunjukkan lemahnya antisipasi dan tanggung jawab dari pihak pengelola puskesmas.
Sebagai fasilitas kesehatan publik, puskesmas seharusnya memiliki sistem penanggulangan bencana yang andal. Ketiadaan langkah preventif menunjukkan kelalaian dalam manajemen risiko.
Evaluasi infrastruktur mutlak diperlukan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Penguatan sistem drainase juga menjadi prioritas dalam rencana perbaikan.
Puskesmas perlu segera menyusun dan menerapkan SOP tanggap darurat. Prosedur ini menjadi pedoman penting dalam menghadapi situasi krisis seperti banjir.
Pelayanan kesehatan harus kembali normal sesegera mungkin setelah banjir surut. Fasilitas yang rusak wajib diperbaiki agar pelayanan tidak terganggu lebih lama.
Lingkungan kerja harus kembali aman dan bersih untuk melindungi pasien dan tenaga medis. Pihak puskesmas juga perlu memastikan kondisi psikologis petugas tetap terjaga.
Dukungan terhadap tenaga medis harus diberikan secara optimal. Mereka membutuhkan sarana, motivasi, dan perlindungan agar tetap dapat melayani masyarakat dengan baik.
Transparansi informasi kepada masyarakat sangat penting pasca-banjir. Puskesmas harus terbuka mengenai kondisi terkini dan upaya pemulihan yang dilakukan.
Pemerintah daerah memiliki peran krusial dalam mengawasi dan membantu proses pembenahan. Keterlibatan aktif dari pemda bisa mempercepat pemulihan dan mencegah kejadian serupa.
Kejadian ini menjadi pengingat perlunya perbaikan sistem secara menyeluruh. Perbaikan parsial tidak cukup untuk menjamin keselamatan dan kualitas layanan kesehatan masyarakat.