Becoming An Impactful and Influential Leader in Digital Era

Prof. Rhenald Kasali, Ph.D., bersama dengan peserta diskusi. (Foto: Arief Tito)

“Jadi apa yang saya lakukan, saya bangun inner circle itu anak-anak muda, yang tadinya relawan, volunter pada saat kampanye saya ajak untuk bergabung. Poinnya ada saya mengajak anak-anak muda ini untuk bergabung.”

Bima juga mengungkapkan upayanya melibatkan anak muda “Jadi saya angkat anak muda itu untuk jadi lurah, dulu itu saya punya Lurah Challenge ini untuk mendorong birokrasi itu jalan kalau tidak didorong itu birokrasi bisa tidur. Kita benar-benar harus turun ke bawah, karena birokrasi kita dan sistem pemerintahan itu belum matang. Jadi perlu selalu diawasi dan didorong.”

“Kemudian yang saya bangun juga adalah literasi digital mereka, membangun data melalui dunia digital, kita juga pengen tau apa isu-isu platform yang menarik dan paling banyak digunakan oleh warga bogor. Saya juga menyadari bahwa saat ini kita komunikasinya tidak bisa lagi menggunakan model lama atau konvensional lagi, jadi saya seringkali menggunakan platform Instagram untuk live dan berdiskusi langsung dengan orang dan anak muda di Instagram” paparnya.

Narasumber lainnya Elviera Putri, M.Sc., MBA mengungkapkan tantangan kepemimpinan perempuan. “Terkadang kepemimpinan perempuan itu berasa awkward karena cenderung dikelilingi oleh kepemimpinan dari laki-laki. Tapi menjadi women leaders juga pasti ada potensial dan opportunities, karena seorang perempuan memiliki emphaty, sedang kalau laki-laki cenderung kurang. Ada banyak style dalam leadership, yaitu commanding, affiliative leadership, visionary leadership, democratic leadership, pacesetting leadership, coaching leadership. Dari 6 gaya kepemimpinan tersebut juga bukan satu untuk kita tapi bisa situasional, bisa disesuaikan dengan situasi tertentu.” Pungkasnya.`

Eksplorasi konten lain dari Madurapers

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca