Konsep ini mengacu pada struktur penjara yang dirancang sedemikian rupa sehingga para penghuni tidak pernah tahu kapan mereka diamati, tetapi mereka selalu merasa seperti sedang diamati. Akibatnya, mereka menginternalisasi aturan dan norma-norma yang diberlakukan oleh kekuasaan, bahkan ketika tidak ada pengawasan langsung.
Selain itu, Foucault menyoroti pentingnya pengetahuan dalam dinamika kekuasaan. Menurutnya, pengetahuan tidak bersifat netral, tetapi selalu terkait dengan kepentingan kekuasaan. Pengetahuan diproduksi, disebarkan, dan dikontrol oleh lembaga-lembaga kekuasaan untuk memperkuat posisi dominasi mereka.
Contohnya, dalam konteks medis, pengetahuan tentang kesehatan dan penyakit dapat digunakan oleh otoritas medis untuk mengontrol individu dan menjaga hierarki sosial yang ada.
Selain itu, Foucault juga menyoroti pentingnya resistensi terhadap kekuasaan. Meskipun kekuasaan memiliki kemampuan untuk mengatur dan mengendalikan individu, Foucault menganggap bahwa resistensi selalu mungkin terjadi.
Bahkan dalam situasi yang paling terkendali sekalipun, ada ruang bagi tindakan subversif dan perlawanan terhadap struktur kekuasaan yang ada. Hal ini dapat terjadi melalui tindakan sepele sehari-hari atau melalui gerakan politik yang lebih besar.
Dengan demikian, pemahaman Foucault tentang kekuasaan menawarkan pandangan yang kritis dan kompleks tentang bagaimana kekuasaan bekerja dalam masyarakat. Ia menekankan bahwa kekuasaan tidak hanya bersifat represif, tetapi juga produktif, menciptakan subjek-subjek yang sesuai dengan norma-norma yang ada.