“Bagaimana meningkatkan profesional dan pelayanan serta keadilan masyarakat, sehingga masyarakat tak viralkan. Kami yakin Kapolri saat ini sangat terbuka dan transparan untuk dikritik,” tegasnya.
Natalius Pigai yang menjadi penanggap buku karya Edi Hasibuan ini memaparkan sejarah Polri dari masa ke masa.
Dirinya menjelaskan pada tahun 2021 memang terjadi perubahan terencana, sistematis, masif, dan terstruktur.
“Itu dilakukan banyak perubahan salah satunya wajah polisi berubah humanis, yang ditujukan pimpinan melakukan permohonan maaf atas kebijakan-kebijakan yang salah terhadap pelayanan tugas kepolisian. Menyentuh perasaan masyarakat,” catat Natalius Pigai.
Salah satu kebijakan yang ia sambut positif, yakni Restorative Justice(penyelesaian suatu kasus di luar proses hukum, red).
Menurutnya hal itu adalah salah satu penegakan hukum yang humanis dan menghormati martabat manusia.
Tak hanya di eksternal, Natalius Pigai juga melihat perubahan di internal Polri.
Di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Sigit, mantan Komisioner Komnas HAM ini menilai banyak anggota Polri yang dulunya tak mendapatkan jabatan, kini mendapatkan jabatan yang baik.
“Saya punya data 2018 sekitar 1.400an Kombes tidak terakomodir. Sekarang di bawah bapak Listyo Sigit, Densus 88 bintang dua, Direktur bintang satu. Pembentukan Unit PPA dan beberapa perubahan di Brimob untuk mengakomodir anggota Polri yang berkompeten, tetapi tak ada ruang,” bebernya.
Selain itu, Natalius Pigai mencatat Kapolri di bawah komando Jenderal Listyo Sigit telah memberikan pelatihan pendidikan kepada 700 Anggota Polri ke luar negeri.