Lulusan perguruan tinggi hanya 25.136 orang, atau sekitar 4,4%. Sebuah ironi di tengah era digital, di mana gelar tak selalu memberi jaminan kerja—apalagi di daerah.
Angka-angka ini menunjukkan bahwa struktur angkatan kerja Sampang masih padat di sektor informal, dengan mayoritas berpendidikan rendah. Pekerjaan memang banyak, tapi jenisnya belum tentu membawa kesejahteraan.
Ketergantungan pada kerja keluarga dan usaha mandiri tanpa perlindungan menjadi catatan penting. Potensi besar angkatan kerja justru berjalan tanpa basis pendidikan yang memadai.
Maka meski angka angkatan kerja tampak tinggi, kualitasnya masih jadi tantangan. Sampang tidak kekurangan tenaga kerja, tapi kekurangan ruang dan kesempatan untuk mengembangkan daya kerja yang benar-benar berdaya.