Didasari rasa penasaran dan antusiasme yang tinggi, Ainul merasa ini adalah kesempatan yang luar biasa untuk mengembangkan bisnis tersebut. Sampai akhirnya, Ainul mendapatkan informasi dari salah satu mitra bisnisnya, untuk pertama kalinya ada pembeli dari mancanegara.
“Kami sempat tidak menyangka, produk lokal kami dipesan orang Malaysia dan Cina. Kami merasa kebingungan dan mengalami kendala untuk proses pengiriman, karena merupakan pengalaman pertama kali,” ujarnya.
Menurut Ainul, kedepannya akan memanfaatkan program Ekspor Shopee untuk mengembangkan penjualan produk lebih besar dan luas lagi. Sehingga, produk Nyeor Ejuh dapat diterima oleh masyarakat baik lokal maupun masyarakat negara tujuan program Ekspor Shopee.
Dibalik Suksesnya Nyeor Ejuh bersama Shopee. Ainul mengaku, awalnya tidak mudah mengajak mitra bisnis sebanyak 120 orang hingga membentuk tim. Sempat diremehkan karena hanya dianggap jual jamu sapi dan kambing tidak menguntungkan.
Namun ia tetap gigih dan optimis dengan kerja kerasnya. Dirinya yakin bahwa bisnis yang dikelolanya akan sukses dan bermanfaat kepada masyarakat luas.
“Saya yakin bisnis ini akan sukses. Dengan sendirinya teman yang sebelumnya saya ajak, akan meminta jadi mitra bisnis kita,” ungkapnya.
Perlahan tapi pasti, Ia dan partner bisnisnya memiliki misi untuk mengurangi angka pengangguran melalui bisnis yang ia bangun. Dilain sisi sebagai solusi terhadap maraknya pemuda dan masyarakat setempat, yang mengadu nasib ke luar kota hingga ke luar negeri.
“Teman-teman saya itu banyak yang pengangguran mas, sehingga banyak yang ke luar kota. Apalagi menjaga toko kelontong di jakarta sangat menjanjikan pendapatannya mas,” terangnya
Berkat keberhasilannya dalam berwirausaha, akhirnya mampu menggugah hati teman-temannya yang tempo hari sempat menolak tawarannya.
“Alhamdulillah, sekarang teman-teman saya gak usah diajak lagi, mereka mau bergabung dengan sendirinya,” syukurnya.
Ia juga menambahkan, untuk bergabung dalam bisnisnya, pihaknya tidak memberikan syarat apapun. Tidak perlu mengisi formulir dan tidak perlu memiliki modal.
“Syaratnya bergabung itu hanya bermodal semangat, tekat, dan percaya diri,” tambahnya.
Pemuda alumni Pondok Pesantren (PP) Adda’wah Batuputih itu, juga tidak menyangka bisnisnya yang bergerak pada jamu sapi dan kambing akan sebesar ini.
“Akhirnya, 120 orang di Desa kami memiliki usaha dan mampu menopang kebutuhan ekonomi mereka dari hasil keuntungan penjualan Nyeor Ejuh,” pungkasnya.
