Selain itu, penting juga untuk menjaga tempo berbicara. Menurut Dale Carnegie (1936), pembicara yang mampu mengatur tempo dengan baik akan lebih mudah untuk menyampaikan pesan dengan efektif.
Membuat struktur pembicaraan yang jelas akan memudahkan audiens mengikuti materi yang disampaikan. Sebuah alur yang logis juga akan meningkatkan daya tarik presentasi dan meminimalisir kebingungannya.
Visual aids atau alat bantu visual juga dapat memperkuat pesan yang disampaikan. Penggunaan slide yang tidak terlalu penuh dengan teks, seperti yang disarankan oleh Garr Reynolds (2008), dapat membuat audiens lebih fokus pada isi pembicaraan.
Saat berbicara, hindari membaca teks secara langsung. Menurut Carmine Gallo (2014), penulis buku “Talk Like TED”, pembicara yang berbicara secara natural tanpa membaca teks akan lebih menarik perhatian audiens.
Selain itu, pembicara yang memiliki kepribadian yang hangat dan mudah didekati akan lebih mudah menjalin hubungan dengan audiens. Menyapa audiens dengan senyum dan interaksi yang ringan akan menciptakan suasana yang nyaman.
Teknik storytelling atau bercerita juga dapat membantu audiens terhubung lebih dalam dengan pesan yang disampaikan. Menurut Nancy Duarte (2010), seorang ahli komunikasi, cerita yang baik akan membuat pesan lebih mudah diingat.
Kesalahan adalah hal yang wajar dalam public speaking, namun penting untuk tetap tenang dan melanjutkan pembicaraan. Menghargai diri sendiri dan tidak terlalu keras mengkritik kesalahan kecil adalah kunci untuk tetap percaya diri.
Terakhir, evaluasi setelah berbicara sangat penting untuk meningkatkan keterampilan di masa depan. Menerima umpan balik konstruktif dari audiens atau rekan kerja dapat memberikan wawasan untuk perbaikan.