Nihilisme hadir ketika cinta kehilangan makna. Laki-laki yang kehilangan egoisme dalam cinta menjadi nihil. Perempuan yang kehilangan kepasrahan dalam cinta juga jatuh dalam kehampaan.
Kepasrahan dan egoisme membentuk dua kutub cinta. Keduanya menciptakan harmoni sekaligus konflik dalam relasi asmara. Ketika salah satu hilang, cinta kehilangan bentuknya.
Laki-laki dan perempuan tidak bisa mencintai dengan cara yang sama. Natur mereka menentukan bagaimana cinta harus dijalani. Pergulatan antara egoisme dan kepasrahan menjadi drama yang tak berkesudahan.
Cinta yang sejati adalah cinta yang setia pada kodratnya. Laki-laki harus menjaga egoismenya dalam batas tertentu. Perempuan harus tetap pasrah dalam batas yang tidak menghancurkannya.
Tanpa kesetiaan perempuan dan tanpa egoisme laki-laki, cinta menjadi kosong. Nihilisme menghapus batas antara pengorbanan dan dominasi. Dalam kehampaan itu, cinta kehilangan makna sejatinya.