“Kalau dalam satu kecamatan bisa dipastikan mencapai ribuan. Nah, sementara kita sebagai warga kepulauan memang sangat membutuhkan listrik, harusnya dibantu bukan malah semakin diperas seperti ini,” keluhnya pada awak media madurapers, saat dihubungi melalui sambungan selulernya, Jumat (30/07/2021).
Ironisnya, sekalipun dugaan pungli ini terus berlangsung, ternyata pemerintah kecamatan setempat sama sekali tidak membantu.
“Kejadian ini memang tidak pernah mendapat respon sama sekali dari pemerintah disini, seperti pemerintah kecamatan. Jadi saya mengawal ini hanya secara pribadi, tidak dibantu pemerintah kecamatan,” tambah MS.
Selain itu, dirinya juga mengaku telah melakukan konfirmasi pada menejer PLN Kecamatan Kangayan sebanyak dua kali. Pasalnya, harga pemasangan KWH semahal itu, adalah untuk biaya instalasi. Namun pada saat pihak PLN diminta untuk merinci pembiayaan tersebut, pihaknya tidak berkenan.
“Katanya untuk instalasi, tapi pada saat ditanyakan rinciannya dia tidak menjawab. Bahkan disini juga banyak KWH yang tidak diatas namakan pemiliknya, jadi KWH itu atas nama orang lain,” jelasnya.
Selama kawalan ini dilakukan, pihak PLN Kecamatan Kangayan selalu melakukan intervensi pada masyarakat setempat dengan narasi ancaman. Salah satu ancaman yang dilakukan yaitu akan mencabut KWH jika kasus ini terus berlanjut.
“Kemarin ada pihak PLN bernama Ilham yang mendatangi warga, dan dia mengancam warga bahwa KWH milik warga itu akan dicabut jika masalah ini terus berlanjut,” pungkas MS.