Lebih lanjut, Tini juga menyatakan bahwa berkurangnya ketersediaan benih padi biasanya terjadi pada musim tanam kedua dan musim tanam ketiga.
“Ini sebagai upaya untuk mengantisipasi penyediaan benih di saat kritis, utamanya pada musim tanam kedua dan musim tanam ketiga,” jelasnya.
Tini menjelaskan bahwa ada 7 benih padi varietas unggul baru (VUB) yang sebelumnya digandrungi dan ditanam oleh sebagian besar petani di Kecamatan Guluk-Guluk.
“Di antaranya adalah Inpari 32, Inpari 42, Inpari Nutrizync, Inpari 24 Gabusan, Jeliteng, Cakrabuana dan Inpari 48 Blas,” tuturnya.
“Hampir 90 Persen petani menyukai VUB padi tersebut, namun sayang benih yang disukai tidak tersedia di pasaran atau kios pertanian. Kalaupun ada, belum bisa memenuhi kebutuhan petani,” sambungnya.
Untuk itu, Tini mengharap kesediaan dari Kepala DKPP Sumenep Arif Firmanto untuk ikut terlibat dalam penerapan Rencana Tindak Lanjut (RTL) ketersediaan benih padi mandiri.
“Terima kasih juga atas respons positif yang telah dilakukan Kepala DKPP Sumenep Arif Firmanto. Kami memang terus butuh support untuk merealisasikan rencana ini,” pungkasnya.