Jakarta – Diah Pitaloka, Wakil Ketua Komisi VIII DPR-RI, berharap insiden penembakan M (60) di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) dapat menjadi momentum para ulama untuk menjaga persatuan di masyarakat, Jumat (5/5/2023).
Pihak-pihak tertentu, tegas politisi dari Fraksi PDI-Perjuangan ini, jangan kemudian mengembangkan peristiwa ini menjadi alat provokasi.
“Iya kan, karena kalau begitu kan tendensi-nya kalau provokasi kan negatif. Nah ini yang harus kita sama-sama jaga, jangan saling provokasi. Kalau bisa, kepemimpinan para ulama kita itu memang inilah yang menjadi kunci juga salah satunya, kunci persatuan.
Tapi kita melihat MUI itu sebagai wadah sentral bagi peran ulama. Peran ulama di tengah kehidupan masyarakat,” kata Diah, Kamis (3/5/2023)
Dia melihat, sejauh ini di tengah kompetisi politik yang sedang berlangsung untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 atau menjelang pertarungan elektoral, peristiwa ini jangan meresponnya ke arah politik.
Masyarakat Indonesia menurutnya, sudah cukup cerdas dalam mendengar, melihat, mengikuti dan menyikapi setiap isu dan peristiwa yang terjadi.
“Saya sih melihatnya, tidak direspon ke arah politik ya. Dinamika politiknya ada di ruang lain gitu. Tapi saya sebagai yang ada di Komisi Agama DPR-RI, saya melihat betapa pentingnya, atau betapa di depannya peran ulama di Indonesia,” ucapnya.
Terlebih, kata Diah, pelaku M yang melakukan penembakan pun dikabarkan ingin didengar oleh pihak MUI, yang berarti organisasi tersebut dipandang penting oleh pelaku dalam konteks organisasi keagamaan.