Maka, membutuhkan ‘gotong-royong untuk menuju Surabaya kota dunia yang Maju, Harmonis, dan Berkelanjutan.
“Definisi Maju adalah Kota Surabaya yang dijadikan rujukan oleh kota-kota lain dalam berbagai kriteria yang sesuai dengan Global Power City Index (GPCI),” kata Guru Besar Institut Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) ini.
Terdapat beberapa indikator untuk definisi Surabaya Maju yang harus dipahami, yakni ekonomi, riset dan pengembangan, interaksi budaya, tingkat kehidupan, lingkungan, dan keterjangkauan.
“Definisi Humanis adalah memanusiakan manusia, hakikatnya pembangunan tidak hanya pada fisik semata. Tetapi seluruh masyarakat Surabaya adalah bagian dalam pembangunan di Kota Pahlawan,” ujar dia.
Hal ini juga dijabarkan melalui beberapa indikator, yakni meningkatkan kepentingan manusia, pendekatan berfokus pada kepentingan manusia, mengutamakan kenikmatan hidup di masyarakat, keterampilan pengetahuan membangun fisik yang positif, dan setiap orang diharapkan dapat memahami dirinya sendiri.
“Sedangkan untuk definisi Berkelanjutan adalah ingin memastikan bahwa anak cucu kita memiliki kesempatan yang sama dengan kita saat ini, bahkan lebih baik. Dengan indikator pendekatan kebijakan mengutamakan kepentingan warga, memiliki kategori indeks kualitas hidup yang tinggi, memiliki indeks kebahagiaan, indeks kemajuan sosial,” jelas dia.
Karena itu, para pejabat di lingkungan Pemkot Surabaya harus mengedepankan tiga prinsip untuk mengentaskan pengangguran dan kemiskinan.
Diantaranya, kesetaraan antar generasi, keadilan sosial, dan tanggung jawab lintas batas.