“Hal ini dipandang sebagai tantangan lingkungan, ekonomi dan sosial dalam pembangunan global berkelanjutan. Dengan menghadirkan film dari berbagai belahan dunia dengan topik-topik ilmiah untuk penonton muda, kami berharap dapat menumbuhkan kreativitas serta semangat pemuda mengeksplorasi dan mencintai sains.” Katanya.
Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Ristek RI menyampaikan bahwa tema yang diangkat tidak hanya merefleksikan panggilan bertindak, tetapi juga menggambarkan tekad dalam membangun masa depan berkelanjutan dan lestari bagi generasi mendatang.
“Dalam SFF kita akan menyaksikan karya film ilmiah yang mencerahkan, menginspirasi, dan merangsang pemikiran kritis. Setiap sudut pandang akan diperluas dan setiap lapisan masalah akan diungkap melalui lensa kreatif sineas dan penggiat lingkungan. Melalui keajaiban gambar bergerak kita akan disadarkan arti penting untuk bergerak maju sebagai agen perubahan” ujarnya.
Ina Lepel, Duta Besar Republik Federal Jerman untuk Indonesia, ASEAN dan Timor Leste, menyatakan bahwa “Melalui sains kita makin paham tentang pentingnya ekosistem yang sehat bagi kehidupan manusia, upaya mengatasi perubahan iklim dan pelestarian keanekaragaman hayati. Tak diragukan lagi, kemajuan di bidang sains akan memainkan peran yang sama pentingnya dalam rangka menemukan solusi bagi tantangan yang kita hadapi.”
Prof. Didik J. Rachbini, Rektor Universitas Paramadina dalam sambutannya menyatakan bahwa SFF kali ini merupakan tahun ke-14 keterlibatan Universitas Paramadina melalui peran aktif mahasiswa menjadi bagian dari tim penyelenggara SFF di Indonesia.