Oleh karena itu, mari jalani puasa Ramadhan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan, agar kita dapat merasakan hikmah yang terkandung di dalamnya dan mendapatkan berkah dari Allah S.W.T.
Hikmah Dibalik Menahan Haus dan Lapar dalam Puasa Ramadhan
Baca Juga
Rekomendasi untuk kamu
Guru Besar UIN Jakarta, Prof. Ahmad Tholabi Kharlie menegaskan bahwa ibadah puasa mabrur dapat membawa Indonesia menuju kemajuan dan kesejahteraan. Hal ini disampaikan dalam khotbah Salat Idulfitri tingkat Kenegaraan di Masjid Istiqlal, Senin (31/03/2025).
Menurut K.H. Miftah, ada tiga hikmah utama dari Idulfitri. Pertama, Idulfitri sebagai syiar agama Islam yang ditunjukkan melalui pelaksanaan shalat Idulfitri. “Ini menunjukkan semangat dan kesatuan dalam menyambut hari kemenangan,” ungkapnya.
Tradisi mudik menjadi salah satu bentuk psikologi kebahagiaan yang khas dalam ‘Idulfitri. Pulang ke kampung halaman memperkuat ikatan keluarga dan menghadirkan nostalgia yang memberikan ketenangan jiwa.
Zakat fitrah merupakan kewajiban bagi setiap Muslim menjelang ‘Idul Fitri sebagai bentuk penyucian diri dan kepedulian sosial. Kewajiban ini memiliki dasar hukum yang kuat dalam Al-Qur’an dan Hadis, sehingga setiap Muslim harus memahaminya dengan baik.
Puasa di bulan Ramadan bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga merupakan ibadah yang bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan. Allah S.W.T., menetapkan puasa sebagai kewajiban bagi umat Muslim agar dapat mencapai derajat ketakwaan yang lebih tinggi.