Sementara itu, impor barang konsumsi turun menjadi US$1,04 miliar atau menyusut 7,64 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini dapat menandakan meningkatnya produksi lokal atau pelemahan permintaan domestik.
Secara keseluruhan, tren impor Jatim mencerminkan peningkatan aktivitas ekonomi terutama di sektor industri. Namun, penurunan pada sektor konsumsi mengindikasikan perlunya perhatian pada daya beli masyarakat.
Ke depan, dinamika impor ini dapat menjadi indikator penting dalam pengambilan kebijakan ekonomi regional. Pemerintah perlu menyeimbangkan antara pertumbuhan industri dan keberlanjutan konsumsi.