Indonesia Resmi Bergabung dengan BRICS+: Tantangan bagi Dominasi Amerika Serikat dan Barat

Staf pekerja berdiri di belakang bendera nasional Brasil, Rusia, Tiongkok, Afrika Selatan dan India untuk merapikan bendera menjelang foto bersama selama KTT BRICS di Pusat Konferensi dan Pameran Internasional Xiamen di Xiamen, Provinsi Fujian Tiongkok tenggara, Senin, 4 September 4, 2017
Staf pekerja berdiri di belakang bendera nasional Brasil, Rusia, Tiongkok, Afrika Selatan dan India untuk merapikan bendera menjelang foto bersama selama KTT BRICS di Pusat Konferensi dan Pameran Internasional Xiamen di Xiamen, Provinsi Fujian Tiongkok tenggara, Senin, 4 September 4, 2017 (Sumber Foto: Wu Hong/Pool via AP, File, 2017).

Pemerintah Indonesia menegaskan bahwa keanggotaan ini sejalan dengan prinsip politik luar negeri bebas aktif, yang bertujuan untuk menjaga stabilitas nasional dan kesejahteraan.

Meskipun demikian, beberapa pihak di Barat menyatakan kekhawatiran atas pergeseran posisi Indonesia yang lebih dekat dengan China dan Rusia.

Sebagai anggota BRICS, Indonesia berpeluang memperkuat kerja sama Selatan-Selatan dan memastikan aspirasi negara berkembang lebih terdengar dalam proses pengambilan keputusan global.

Namun, tantangan tetap ada dalam menjaga keseimbangan hubungan dengan negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat.

Ke depan, Indonesia perlu memainkan peran strategis dalam BRICS+ untuk memaksimalkan manfaat ekonomi dan politik, sambil tetap mempertahankan hubungan baik dengan semua pihak.

Dengan demikian, jelas Ruli Inayah Ramadhoan, keputusan Indonesia bergabung dengan BRICS mencerminkan keberanian untuk menantang dominasi tradisional Barat dan berupaya menciptakan tatanan global yang lebih seimbang.

Eksplorasi konten lain dari Madurapers

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca