Distribusi penduduk yang tidak merata antar kabupaten/kota membuat beban pembangunan terasa berat di wilayah-wilayah tertentu. Kota-kota besar seperti Semarang dan Solo mengalami tekanan penduduk yang lebih besar dibanding wilayah pegunungan atau pesisir selatan.
Pertumbuhan moderat ini memberi ruang bagi pemerintah provinsi untuk fokus pada pemerataan pembangunan. Dengan angka pertumbuhan yang tidak terlalu agresif, program infrastruktur dan pengendalian urbanisasi bisa lebih terukur.
Namun, kepadatan tinggi tetap menjadi tantangan utama dalam penyediaan layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan transportasi. Pemerintah perlu mengantisipasi tekanan sosial dan lingkungan di kawasan yang sudah padat.
Stabilitas demografi ini membuka peluang perencanaan jangka panjang yang lebih presisi. Jawa Tengah bisa menjadi model pengelolaan kependudukan yang seimbang antara pertumbuhan dan daya dukung wilayah.
Tantangan berikutnya adalah mengarahkan pertumbuhan penduduk ke arah yang produktif secara ekonomi. Pemerintah harus memastikan bonus demografi tidak berubah menjadi beban jika tidak dikelola dengan bijak.