Ketidakakuratan ini menyebabkan pergeseran tanggal kalender sekitar satu hari setiap seratus tahun. Akumulasi perbedaan ini semakin terasa nyata pada abad ke-16, dengan selisih hingga 10 hari dari siklus musim.
Untuk mengatasi masalah ini Paus Gregorius XIII memperkenalkan Kalender Gregorian pada tahun 1582. Reformasi tersebut mengoreksi perhitungan kalender untuk menyesuaikan kembali dengan siklus matahari.
Sejak pengenalan Kalender Gregorian, Kalender Julian mulai ditinggalkan oleh banyak negara. Perbedaan antara kedua kalender ini saat ini mencapai 13 hari.
Meskipun sudah digantikan, Kalender Julian tetap memiliki nilai sejarah. Kalender ini menunjukkan inovasi besar dalam perhitungan waktu di masa Romawi kuno.
Beberapa tradisi keagamaan di dunia masih menggunakan Kalender Julian untuk menentukan hari raya. Contohnya adalah Gereja Ortodoks Timur yang tetap memanfaatkan kalender ini.
Dalam perkembangan peradaban Kalender Julian menjadi bukti pentingnya pengamatan astronomi. Hal ini menunjukkan kemampuan manusia kuno untuk memahami siklus alam.
Kalender Julian adalah tonggak sejarah yang merevolusi cara manusia mengukur waktu. Reformasi ini menciptakan dasar yang kuat untuk pengembangan sistem kalender modern.