Kalender Julian: Tonggak Revolusi Pengukuran Waktu dari Romawi Kuno

Foto kolase Kalender Julian dan Julius Caesar, yang terkenal di masyarakat Barat di abad sebelum Masehi
Foto kolase Kalender Julian dan Julius Caesar, yang terkenal di masyarakat Barat di abad sebelum Masehi (Sumber Foto: Istimewa, 2025).

Ketidakakuratan ini menyebabkan pergeseran tanggal kalender sekitar satu hari setiap seratus tahun. Akumulasi perbedaan ini semakin terasa nyata pada abad ke-16, dengan selisih hingga 10 hari dari siklus musim.

Untuk mengatasi masalah ini Paus Gregorius XIII memperkenalkan Kalender Gregorian pada tahun 1582. Reformasi tersebut mengoreksi perhitungan kalender untuk menyesuaikan kembali dengan siklus matahari.

Sejak pengenalan Kalender Gregorian, Kalender Julian mulai ditinggalkan oleh banyak negara. Perbedaan antara kedua kalender ini saat ini mencapai 13 hari.

Meskipun sudah digantikan, Kalender Julian tetap memiliki nilai sejarah. Kalender ini menunjukkan inovasi besar dalam perhitungan waktu di masa Romawi kuno.

Beberapa tradisi keagamaan di dunia masih menggunakan Kalender Julian untuk menentukan hari raya. Contohnya adalah Gereja Ortodoks Timur yang tetap memanfaatkan kalender ini.

Dalam perkembangan peradaban Kalender Julian menjadi bukti pentingnya pengamatan astronomi. Hal ini menunjukkan kemampuan manusia kuno untuk memahami siklus alam.

Kalender Julian adalah tonggak sejarah yang merevolusi cara manusia mengukur waktu. Reformasi ini menciptakan dasar yang kuat untuk pengembangan sistem kalender modern.

Eksplorasi konten lain dari Madurapers

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca